AMPAR.ID – Rumah Isolasi Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes), Pijoan, Muaro Jambi dijaga oleh empat orang pihak keamanan atau security.
Iya menjadi bagain dari tim relawan Covid-19 Provinsi Jambi sejak Juni 2020, seiring dengan diresmikannya Bapelkes Pijoan menjadi tempat isolasi OTG Covid-19 oleh Gubernur Jambi.
Security Bapelkes Pijoan terdiri empat orang, yakni Khaidir, Kamarudin, Darlan, dan Muklis.
Khaidir, membagikan pengalamannya selama menjadi relawan Covid-19 Provinsi Jambi bagain keamanan.
Menurut nya, pekerjaan iya sekarang sangat di nikmatnya, kendati ancaman akan virus jahanam Covid-19 dirasanya tidak untuk ditakuti tapi dilawan dengan semangat.
“Iya kami tugasnya menerima pasien OTG dari RSUD Raden Mattaher yang masuk kesni sebelum di bawa ke ruangan “, jelasnya, Selasa sore, (13/10)
Meski bekerja sebagai relawan Covid-19 sempat di hantui ketakutan pada awal-awal. Namun sekarang iya tidak lagi takut dan menganggap Corona itu tidak perlu ditakuti.
“Jangan kita kalah dengan corona, yang penting kita tatap patuh protokol kesehatan covid-19, pakai masker, jaga jarak, sering cuci tangan pakai sabun dan tidak berkerumun”, jelasnya
Dijelaskannya, iya dan ketiga rekannya bekerja dengan honor Rp. 1,125 juta/perbulan sangat membantu iya untuk memenuhi kebutuhan Keluarga nya ditengah kondisi sulit pandemi.
“Alhamdulillah, ini sangat membantu kebutuhan keluarga dirumah”, tambahnya
Tugasnya, dikatakan haidir selain berjaga pos, berkeliling di lingkungan Bapelkes, menerima pasien masuk, menerima kunjungan keluarga pasien yang datang mengantar paket.
Empat orang petugas keamanan, berjaga dibagi dua ship. “Dibagi 2 orang piket selama dua hari, dan dua hari istirahat”, jelsanya
Iya berkomitmen, dengan tugasnya agar semua orang yang berkunjung ke bapalelkes merasa nyaman. “biar orang ke bapelkes nyaman, baik dari keluarga pasien yang datang mengantarkan paket untuk pasien”, jelasnya
Selain iya menjadi relawan Covid-19 bagian keamanan, iya juga telah bekerja Sejak 2009 menjadi keamanan/Security gedung Bapelkes.
Suka Dukanya
Saat bertugas ya merasa kurang tidur karena pasien yang datang itu kerap kali mendadak tanpa koordinasi bahkan hingga larut malam.
“Ya kadang pasien datang jam jam 02.00 wib dini hari dan kami tetap stand by di pos”, jelasnya
kemudian juga selama Piket dua hari ia tidak pulang ke rumah dan tidur di pos jaga yang berukuran sempit 2 M X 2 M itu.
“kadang juga saat hendak tidur baru sebentar lampu mati dan harus menghidupkan lampu atau genset milik Bapelkes Kendati saat hujan lebat.”tambahnya.
Tapi menjadi kekuatan bagi ke empat pihak keamanan adalah, Ketika melihat pasien OTG Covid-19 yang Sembuh pulang. “Rasanya lega, semua lelah hilang”, jelasnya
Terkahir, iya berharap agar pandemi Covid-19 segara berakhir dan semua kemabli pilih seperti sediakala.(*/Juanda Prayetno)
Diskusi tentang inipost