AMPAR.ID – Warga desa pematang pauh kecamatan jangka timur, Merangin mengeluhkan pejabat desa setempat tidak pernah masuk kantor bertahun-tahun lamanya.
Seperti terlihat dalam foto, kantor desa itu yang terletak di tengah perkebunan Warga seperti rumah tinggal tak berpenghuni, pintu terkunci, tampak didalamnya serpihan kayu dan sampah berserakan, meja tak terurus, bahkan semak belukar pun tak bisa dikendalikan.
Dari foto itu juga tak ada nampak satupun peralatan kantor didalamnya, seperti komputer, ATK, dll.
Usut punya usut, Pemerintah desa setempat tidak memiliki kantor desa tetap, parahnya hanya menumpang di gedung sekolah madrasah sekian tahun lamanya.
Lantas dimana aparat desa khususnya kades dan sekdes mengantor selama ini, bagaimana cara iya melayani warganya?
Berdasarkan penuturan warga setempat, Mengakui aparat desa tidak pernah Ngantor, dan kantor yang disebut itu hanya formalitas saja dan tidak pernah ditempati.
“Dak pernah Dio ngantor, kami duga makan gaji buta, kantor nyo cuma dirumah pribadinya, bahkan janrang ditempat banyak dikluar (red) kebangko.”kata Candra, warga desa, Selasa, (23/6)
Bahkan warga yang ingin berurusan soal administrasi desa harus kermuhanya, lantas itu tentu sangat menyalahi aturan dan ketentuan yang ada.
Ini lah menjadi keluhan warga selama ini, seharusnya aparat desa sebagai pelayan masyarakat tapi tidak menunjukan sikap kepemimpinan dan tanggungjawab terhadap warga dan tugasnya sendiri.
“Kalau dak Mampu lebih mundur, Kami seperti tidak punya kepala desa dan sekdes, jangan kan memikirkan masyarakat kantor Dio dewek lagi dak di urusnya.”ucap Candra
Desa pematang pauh yang memiliki sumber anggaran DD Rp 1 milyar lebih dutambah bantuan kabupaten dan juga bantuan provinsi Rp 60 juta itu pun tak nampak kegunaanya Baik infrastruktur fisik dan juga Kesejahteraan ekonomi masyarakat.
“Intinya kami warga desa sudah tidak percaya lagi dengan pejabat desa, iya tidak pernah bermusyawarah dan juga tidak Transfaran dalam penggunaan dana desa”.tegasnya
Terpisah, tim redaksi mencoba mengkonfirmasi langsung kepada kepala desa pematang pauh harion Efendi melalui sambungan telepon terhubung namun tidak diangkat . beberapa kali dihubungi tetap tidak diangkat.”
Bahkan disinggung warga soal penyaluran BLT-DD untuk masyarakat Terdampak Ekonomi Covid-19 yang sebelumnya sempat membuat warga berang dan melakukan aksi demonstrasi di kantor camat jaga timur belum lama ini karena penyaluran BLT DD tahap pertama diduga tidak transparan dan juga tidak merata.
Dari persoalan tersebut camat jangkat timur pun turun tangan bersama danramil dab juga kapolsek jangkat mengamankan warga.
Bahkan Besok Rabu, (24/6) kabaranya ratusan warga desa Pematang Pauh akan menggelar aksi demonstrasi dikantor camat jangkat timur, aksi itu menuntuk kades dan sekdes mundur dari jabatannya.(*)
Diskusi tentang inipost