AMPAR.ID – Kegiatan Indonesia’s Election Visit Program (IEVP) 2024, “Upholding Democracy and Safeguarding Electoral Integrity”, sesi pagi diisi dengan diskusi dengan para pembicara kompeten.
Salah satu pembicara yang menyampaikan pandangan dan gagasannya pada sesi ini yaitu Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Betty Epsilon Idroos. Perempuan yang sempat menjabat sebagai Ketua KPU DKI Jakarta merespon tema “Navigating The Nexus: Democracy, Technology, and Electoral Integrity”, dengan menyampaikan peran penting pemanfaatan teknologi di Pemilu 2024, di Indonesia. Sejak awal tahapan pemilu, KPU menurut dia memanfaatkan kemajuan teknologi ini yang mampu mengefektifkan pelaksanaan pemilu yang rumit di Indonesia.
“Prinsip lainnya dalam penggunaan IT dalam pemilu penggunanya efektif efisien, kami masih menggunakan kertas menyimpan data tapi kami juga menyimpan data di 17 ribu pulau di Indonesia, di Jakarta,” kata Betty Betty melanjutkan, selain itu penggunaan teknologi informasi untuk menjaga integritas pemilu.
Sebagai bagian dari transparansi penyelenggaraan pemilu dan mengajak partisipasi aktif masyarakat dalam pemilu, KPU juga membuka akses cekdpt online.kpu.go.id, yang dapat dimanfaatkan secara luas.
“Ini memudahkan karena terintegrasi sistem informasi kami yaitu Sidalih, Sirekap, Sipol,” jelas Betty.
Sementara itu narasumber lain, Senior Global Advisor IFES, Kyle Lemargie juga menyampaikan teknologi dapat digunakan untuk menjaga integritas pemilu, meski begitu penyelenggara pemilu harus hati-hati dalam menerapkan teknologi, transparan, melibatkan masyarakat dan menjadikan masyarakat prioritas penerapan teknologi.
Program Manager of ANFREL, Brizza Rosales menyampaikan penanganan disinformasi berkaitan dengan kerangka hukum suatu negara. Dan peran serta semua pihak membantu memerangi disinformasi khususnya pada penyelenggaraan pemilu.
Public Virtue Institute, Anita Wahid, memberikan perbandingan terkait disinformasi di 2014 dan 2019. Seperti pada 2014 disinformasi efektif mengurangi elektabilitas kandidat sementara pada 2019 tidak efektif lagi.
Terakhir, Executive Director SAFEnet, Nenden Sekar Arum menyampaikan teknologi sejatinya sepeti dua sisi mata uang, ada keuntungan tapi juga jadi tantangan. Keuntungan mendukung demokrasi dan tantangan pada pemantauan data pribadi. (Humas KPU RI)
Diskusi tentang inipost