AMPAR.ID, Jambi – Kepolisian Daerah Jambi (Polda) Jambi mengungkapkan bahwa perkembangan kasus kematian seorang bocah perempuan ditemukan di dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau septic tank beberapa waktu lalu sedang dalam tahap penyelidikan.
“Kita saat ini lagi proses penyelidikan kita juga sudah menerima hasil otopsi dari dokter. Memang betul ada kekerasan kami akan sampaikan lagi ke rekan-rekan tapi proses yang kita lakukan tidak sampai disini,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta, Kamis, (4/8), saat konferensi pers ditanya awak media.
Ia menambahkan, bahwa pihaknya akan bekerja secara maksimal karena ini merupakan masalah kemanusiaan yang menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.
“Itu menjadi tanggung jawab kami untuk mengungkap masalah ini kami mohon doanya,” pungkasnya.
Sementara itu, ia juga menjelaskan mengenai kabar yang menyebutkan bahwa melakukan autopsi menggunakan biaya pribadi.
“Saya baru dengar kalau bayar, saya akan konfirmasi terlebih dahulu ke Kapolsek Kota Baru, karena Polsek yang menangani kasus ini, kita hanya membantu saja,” ujarnya.
Ia mengatakan, bahwa untuk autopsi itu sudah ada anggaran yang diberikan dan masuk dalam dana lidik sidik.
“Kita lihat di situ, kalau kasus seperti ini kan dalam proses penyelidikan jadi kita bisa gunakan anggaran dari sana, karena kita mencari bukti dari hasil autopsi,” tegasnya.
“Kami akan tanya dulu sama kapolsek karena saya baru tau sekarang. Saya katakan bahwa dalam proses penyelidikan kita punya anggaran seharusnya di alokasi ke anggaran tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa, saat ini masih proses penyelidikan, karena untuk pemeriksaan itu ada anggarannya.
“Misalnya saat kita memeriksa saksi ahli itu pun ada anggarannya,” jelasnya.
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya, telah terjadi peristiwa pembunuhan yang merenggut nyawa seorang anak K (4), di kawasan kuburan cina, Rt 13, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi.
Anak ditemukan meninggal dunia di dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sebelumnya bocah tersebut sempat dikabarkan hilang, selang dua hari kemudian korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Usai ditemukannya jasad anak tersebut, pihak keluarga juga meminta untuk dilakukan otopsi di salah satu rumah sakit Jambi. Namun, dikarenakan tidak ada biaya masyarakat sekitar menggalang dana sumbangan.
“Ia, sejak anak kami ditemukan di dalam IPAL. Kami curiga jadi kami minta otopsi, dikarenakan kami tidak ada uang jadi kami meminta sumbangan untuk biaya autopsi, kami mendapatkan uang itu Rp 6 juta lebih dan untuk biaya otopsi itu Rp 3 juta lebih,” kata Efendi Kakak K.
(Meli/min)
Diskusi tentang inipost