Selayang surat cinta Penuh makna Gubernur Jambi kepada masyarakat. Menekan Pendemi Corona virus, pemerintah harus lakukan ini.
____ ____ _____ ______
Ampar. id, Jambi – Posko Covid-19 itu berada di perbatasan Jambi-Riau. Persisnya di Dusun Kebun, Batang Asam, Tanjab Barat. Berjarak 158 Kilometer atau sekitar tiga jam perjalanan darat dari pusat Kota Jambi.
Pagi itu, Rabu 8 April 2020, saya bersambang ke sana. Ditemani Kapolda Jambi Inspektur Jenderal Polisi Firman Shantyabudi dan adinda Edi Purwanto, yang kini dipercaya rakyat menjadi Ketua DPRD Provinsi Jambi.
Hari itu, Edi tampak gagah dengan setelan kemeja merah merekah. Mengenakan masker dan sarung tangan, kami meluncur sedari pagi. Menjelang siang, kami sudah tiba di sana. Sembari menjaga jarak, tentunya, saya, pak Kapolda dan adinda Edi langsung mengecek sekeliling posko.
Kami menggali keluhan petugas, apa-apa saja yang menjadi kebutuhan dan temuan mereka di lapangan. Mereka adalah garda terdepan, penjaga penyebaran Covid-19 di pintu masuk Provinsi Jambi itu. Sungguh luar biasa. Siang-Malam mereka bekerja, dua puluh empat jam tanpa jeda. Sementara, anak-istri terpaksa tinggal dulu sejenak di rumah.
Berjibaku memeriksa bus dan pengendara yang melintas, mereka bekerja tak kenal lelah. Dengan Alat Pelindung Diri terpasang, mereka menyetop semua kendaraan tanpa terkecuali. Para penumpang dicek kesehatannya, satu per satu. Sementara kendaraannya, terpaksa disemprot cairan disinfektan.
Kami hadir di sana, untuk memberi semangat. Untuk menggali saran dan masukan. Supaya kami bisa membuat kebijakan yang lebih strategis lagi.
Beberapa curhat yang sempat saya catat misalnya, mereka mengeluh acapkali menghadapi pengendara yang protes ketika di stop. Alasannya karena merasa terganggu. Tapi, satgas Covid-19 tetap keukuh. Demi menjaga keselamatan umat manusia, mereka tetap melaksanakan protokol kesehatan itu, agar sebaran Corona tak meluas.
Ada warga yang terindikasi terpapar, langsung diboyong ke bilik isolasi. Sudah ada petugas kesehatan yang stand by di situ, yang bersiaga memeriksa mereka. Bagi yang terindikasi gejala, petugas secepatnya merujuk ke puskesmas. Atau ke rumah sakit terdekat.
Begitulah terus, hari-hari yang mereka lalui, di posko Covid-19 itu. Disamping juga, mereka tak bosan-bosannya berkampanye, supaya warga konsisten menjaga jarak. Jangan berkerumun. Dan tetap berada di rumah untuk isolasi mandiri.
Saya sampaikan ke warga, lewat tulisan terbuka ini, maafkan kami. Bila perjalanan anda terganggu. Semua itu demi keberlangsungan hidup kita juga. Kita semua tentu tak mau tragedi Corona di Italia terulang di negeri kita bukan?
Kami juga mengecek kondisi posko. Apa-apa yang menjadi kebutuhan petugas, semuanya saya catat dalam buku kecil. Bersama pak Kapolda dan adinda Edi, kami lalu membagikan makanan siap saji, lauk-pauk, masker, APD, sarung tangan dan termometer. Kami juga menitip paket makanan bayi di sana. Untuk jaga-jaga, kalau-kalau ada warga beranak kecil yang membutuhkan.
Saya minta petugas jaga, untuk terus melaporkan perkembangan di lapangan ke gugus tugas.
Sebelum beranjak, saya berpesan agar terus-menerus memperketat kendaraan yang melintas. Itu semua demi menyetop penyebaran Covid-19. Agar tak melebar luas.
Pak Kapolda pun setuju. Ia mengomandoi petugas yang berjaga di posko itu, agar terus bekerja dengan baik. Putra mantan Wapres Try Sutrisno ini juga mengingatkan masyarakat untuk ikut bahu-membahu, mengenyahkan Covid-19 itu, dengan menumbuhkan sikap saling peduli. Jangan nafsi-nafsi. Salah satu caranya, konsisten isolasi mandiri.
Adinda Edi tak kalah tegas. Anak muda itu meminta semua petugas, semua kita agar berdisiplin diri. Baik berdisiplin menjaga jarak, menjaga kesehatan maupun disiplin mengikuti arahan pemerintah. Karena, menurutnya, inilah kunci untuk menghindari penyebaran Covid-19 itu.
Sebagai komandan wakil rakyat, Edi berjanji akan berjuang dengan segenap jiwa, untuk sama-sama mencegah penyebaran Covid-19 ini. Dari dewan, ia akan mendukung langkah pemerintah menggeser anggaran yang tak prioritas, untuk penangan Covid-19 itu.
Pak Kapolda, adinda Edi, dan kami semua kompak dari lokasi itu dengan penuh harap, sembari mengangkat kedua tangan ke langit, kami memohon belas kasih Allah SWT. Agar virus berbahaya itu secepatnya diangkat. Supaya roda kehidupan umat manusia normal kembali. Agar kita semua bisa bekerja lagi, seperti sedia kala. Semoga!
Sekali lagi, maafkan kami, jika perjalanan anda terganggu…..
Wassalam….
Fachrori Umar, Gubernur Jambi
Diskusi tentang inipost