AMPAR.ID – Demonstrasi menolak disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) yang dilakukan Aliansi Rakyat Jambi Berdaulat, pada Kamis kemarin, 8 Oktober 2020 di Gedung DPRD Provinsi Jambi masih menyisakan luka.
Betapa tidak, seorang demonstran/mahasiswa diduga terkena tembakan peluru karet di bagian dadanya.
Menurut pengakuan mahasiswa tersebut, saat terjadi Keos tiba-tiba ada benda tumpul yang nambrak ke badannya.
“Saya lari ke belakang ke lapangan kantor gubernur, rasa ada yang nambrak bagian bawah dada saya rasanya sakit dan pedih”, kata Krisna Jukency, Mahasiswa Universitas Nurdin Hamzah (UNH) Jambi, kepada ampar.id Sabtu, (10/10)
Kemudian, iya mengatakan setelah itu iya bergesar ke pinggir lapangan dan benar saja di bagian bawah dadanya terdapat luka memar seperti bulatan .
“Saya tengok memar langsung merah, dan sakit. Saya pun langsung tidak kuat lagi dan diam ditempat”, tambah Krisna
Oleh rekannya dibawa ke RSUD Raden Mattaher Jambi untuk mendapatkan penanganan medis.
“Saya dibawa ke rumah sakit RSUD Raden mattaher oleh teman saya sekitar pukul 16.00 wib, dan langsung ke IGD kemudian dirontgen sekitar pukul 18.00 WIB.” Katanya
Namun pengakuan mahasiswa itu, dari hasil Rongten bagian bawah dadanya, dari penjelasan dokter bahwa itu diduga terkena peluru karet.”,jelasnya
Usai rongten, iya kemudian pulang kerumah karena hasil pemeriksaan kesehatan hanya pasien rawat jalan. “sesudah rontgen kami pulang ke rumah dan sekarang masih sakit dan ngilu.”
Terakhir, iya menyesalkan atas tindakan tersebut jika benar peluru karet dari aparat, hal itu tentulah tidak patut dilakukan.
“Apalagi mengenai bagian tubuh yang vatal seperti dada, jantung dan ini tentunya sangat membahayakan bagi kami mahasiswa, bahkan nyawa taruhannya “, Tutupnya.
Iya juga meminta hal ini ditindaklanjuti, dan tidak terjadi lagi dengan mahasiswa yang lain.
Memang dalam aksi tersebut terjadi kerusuhan antara demonstran dengan aparat. Bahkan dilokasi ditemukan proyektil tajam, dan tampak kaca gedung DPRD provinsi Jambi berlobang seperti terkena hantaman peluru.
Namun, hingga kini belum ada penjelasan resmi dari pihak berwajib terkait hal ini. bahkan sebelumnya, ketua DPRD Edi Purwanto berjanji kepada mahasiswa akan mengusut bersama Polda Jambi terkait temuan proyektil tajam itu.
Aksi 9 Oktober kemarin, Ketua PKC PMII Provinsi Jambi diduga Dianiaya dan di Ancam
Aksi demonstrasi menolak undang-undang Cipta kerja (UU Ciptaker) kembali berlanjut di Jambi. Massa aksi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Provinsi Jambi geruduk kantor DPRD Provinsi Jambi. Jumat, (09/10
Ketua PKC PMII Provinsi Jambi Hengki Tornado terkena tembakan gas air mata dan dianiaya oleh oknum dilokasi.
Hengki saat mendesak para anggota dewan provinsi untuk keluar dari gedung. Terjadilah aksi saling dorong antar mahasiswa dan aparat kepolisian.
Di saat moment saling dorong, pihak kepolisian yang mulai melakukan gerakan agresif untuk membubarkan massa sehingga menyebabkan kerusuhan. Dalam moment keos tersebut, seorang tak dikenal menggunakan baju pink masuk barisan dan menganiaya ketua PKC PMII Provinsi Jambi Hengky Tornado.
“Oknum tidak dikenal yang menyerang saya, dia menggunakan pakaian warna pink, rambutnya tegak-tegak,” kata Hengky setelah diselamatkan Mahasiswa lainya.
Bukan hanya itu, bahkan sang penganiaya tersebut menendang dirinya sambil mengancam. “Saya ditendang dan diancam oleh oknum tersebut. Oknum tersebut ancam mau bunuh,” ujar Hengky.
Akibat dari bentrokan yang terjadi sejumlah massa aksi menjadi korban luka akhirnya harus dilarikan ke Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi
Karena kalah jumlah, akhirnya aparat berhasil memukul mundur mahasiswa keluar area Gedung DPRD Provinsi Jambi. (*)
Diskusi tentang inipost