AMPAR.ID – Sebagai bulan mulia dan penuh berkah, semestinya bulan Ramadhan menjadi momentum terbaik untuk bertobat, terutama dari maksiat menggosip orang lain.
Seperti mengutip dari laman NU Online, Menggosip merupakan hal yang sering dilakukan orang ketika mengobrol bersama teman, rekan kerja, ataupun keluarga. Padahal umumnya orang sudah mengetahui bahwa menggosip adalah perbuatan dosa.
Saking jahatnya, menggosip dalam Al-Qur’an diibaratkan dengan memakan daging saudara sendiri. Allah swt berfirman:
أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Artinya, “Adakah seorang diantara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik padanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat: 12).
Bahkan pahala puasa akan sirna karena perbuatan menggosip. Dengan menggosip, orang berpuasa hanya akan mendapatkan lapar, dahaga dan beban dosa.
Dalam hal ini Syekh Zainuddin Ahmad bin Abdul Aziz Al-Malibari (wafat 987 H/1579 H), pakar fiqih kenamaan dari India dan penulis Kitab Fathul Mu’in yang populer berkata:
“Di antaranya hal-hal yang sangat disunnahkan bagi orang yang berpuasa adalah mencegah mulut dari setiap ucapan yang diharamkan, seperti berbohong, menggosip, dan mengumpat. Sebab semua itu melebur pahala puasa sebagaimana dijelaskan secara terang-terangan oleh para ulama, ditunjukkan oleh hadits-hadits shahih, disampaikan secara nash atau jelas tanpa bisa dipahami dengan maksud lain oleh Imam As-Syafi’i dan para Ashabnya, dan ditetapkan oleh Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’.”
Demikian dijelaskan oleh Syekh Ahmad bin Abdul Aziz Al-Malibari dalam Kitab Fathul Mu’in yang dicetak bersama Hasyiyah I’anatut Thalibin, juz II, halaman 250. Hadits yang menunjukkan bahwa gosip dapat melebur pahala puasa antara lain:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالْشُّرْبِ فَقَطْ؛ الصِّيَامُ مِنَ الْلَّغْوِ وَالْرَّفَثِ. رواه الحاكم
Artinya, “Puasa itu tidak hanya dari makan dan minum. Tapi puasa itu juga dari perkataan kotor (termasuk menggosip) dan perkataan mesum.” (HR Al-Hakim).
مَنْ لَم يَدَعْ قَوْلَ الزُوْرِ والعَمَلَ بِهِ والجَهْلَ فَلَيْسَ للّه حَاجَةٌ فِي أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وشَرَابَهُ. رواه البخاري
Artinya, “Siapa saja yang tidak meninggalkan ucapan yang batil (termasuk menggosip), melakukan kebatilan dan kebodohan, maka tidak ada hajat bagi Allah dalam puasa yang dilakukannya dengan meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Al-Bukhari).
Lalu bagaimana cara tobat dari dosa menggosip orang lain yang terlanjur dilakukan seperti yang kadang terjadi di bulan Ramadhan? Merujuk Syekh Muhammad bin Salim Babashil dalam Kitab Is’adur Rafiq juz II halaman 143-144, cara tobat dari dosa menggosip adalah dengan melakukan empat hal sebagai berikut:
1. Menyesali gosip yang telah dilakukan.
2. Segera menghentikan perbuatan menggosip orang saat itu juga.
3. Berketetapan hati atau bertekad bulat tidak akan mengulanginya lagi.
4. Meminta kehalalan atau kerelaan dari orang yang digosip secara langsung.
Ketua DPRD Jambi Edi Purwanto Safari Ramadhan di masjid Ilal Jannah Kasang Pudak
Namun demikian, untuk poin terakhir yaitu keharusan meminta kerelaan orang yang digosip secara langsung, ini bersifat kondisional. Yaitu:
Dalam kondisi umum, maka pelaku gosip harus menyebutkan secara detail gosipnya dan dengan siapa ia menggosipkannya. Dalam kondisi khusus bila pengakuan gosip secara detail justru menimbulkan bahaya pada diri pelaku gosip atau orang lain, menambah marah orang yang digosip, dan menimbulkan fitnah-fitnah lainnya, maka pengakuan gosip secara detail justru tidak boleh dilakukan.
Dalam kondisi khusus orang yang digosip telah meninggal atau pergi dalam waktu yang sangat lama dan tidak mampu berkomunikasi, maka pelaku gosip hendaknya memintakan ampunan kepada Allah swt untuk orang yang digosip.
Harapannya hal itu dapat menjadi kebaikan darinya yang sebanding dengan keburukan gosipnya dan dapat menjadi sebab dimaafkan oleh yang digosip.
Dalam kondisi khusus berita gosip belum sampai kepada orang yang digosip, maka cukup memohon ampunan kepada Allah atau istighfar dan menyesal dengan sebenar-benarnya.
Dalam kondisi khusus orang yang digosip tidak mau memaafkannya kecuali dengan menyerahkan sejumlah harta, maka bagi orang yang menggosip boleh menyerahkan harta kepadanya dalam rangka berusaha agar terbebas dari tanggungan dosanya.
Inilah 5 cara tobat dari menggosip orang.
Tobat dari menggosip orang sangat penting dilakukan seketika atau sesudah melakukannya sesegera mungkin. Apalagi di bulan Ramadhan. Bila terlanjur menggosip orang lain, maka harus segera tobat secara benar, agar puasa kita tetap diterima oleh Allah dan berpahala.
Andaikan nekat tidak mau tobat, maka puasa yang dilakukan tidak akan diterima dan tidak akan mendatangkan pahala. Wallahu a’lam. Ustadz Ahmad Muntaha AM, Redaktur Keislaman NU Online dan Founder Aswaja Muda.
Sumber: NU Online
Diskusi tentang inipost