AMPAR.ID, JAMBI – Bulan Suci Ramadhan segenap kaum muslimin berlomba-lomba memaksimalkan amal ibadahnya dibandingkan bulan lainnya, begitupun bagi karyawan / ti Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jambi.
Jam istirahat diisi dengan duduk dimajelis ilmu. Seusai menunaikan sholat dzhuhur berjamaah seluruh karyawan / ti hikmat mengikuti kajian yang disampaikan oleh Ustadz Mujahid Al Muhtarom
“Ramadhan Mengaji” di Masjid At Taqwa Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jambi pada hari ini, Kamis, 14/03/2024 mengupas materi hikmah Ramadhan QS Al- Baqarah : 83-87 (Tafsir Al-Qurthubi) / Figh puasa (Safinatun Naja).
Dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang artinya : wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.
“Ibadah puasa di bulan suci Ramadhan yang wajib dikerjakan seluruh umat Nabi Muhammad SAW ini sebagaimana yang Allah SWT perintahkan tersebut mengandung makna bahwa target puasa ini bisa mengubah seorang muslim yang beriman menjadi bertaqwa”, terang Ustadz Mujahid.
Di jelaskannya bahwa taqwa bermakna jika hamba Allah melakukukan kebajikan itu bukan sekedar mematuhi aturan-aturan fiqih yang ada, yang lebih penting kita tahu siapa Tuan Rumah semesta ini yakni Allah SWT dan siapa diri ini yakni hamba Allah SWT.
Dan dalam ayat 185 surat Al-Baqarah yang artinya : Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa diantara kamu ada dibulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa0, maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.
“Dalam ayat ini target puasa Ramadhan selanjutnya adalah agar kita menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur dalam keadaan apapun, baik itu yang menyenangkan ataupun yang dirasa tidak menyenangkan, apapun takdir Allah kita harus ridho dan dalam kondisi apapun wajib bersyukur”, jelasnya.
Selanjutnya beliau menguraikan makna puasa bahwa ketika berpuasa, kita menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa maka puasa telah mengajarkan dan menyadarkan kita bahwa kita tidak punya apa apa didunia ini, semua hanya milik Allah SWT, semua harta, benda bahkan diri ini hanya dipinjamkan oleh-Nya, karenanya janganlah sekali-kali menyentuh harta yang bukan hartamu. (Sumber : Nevi, Bidang Urusan Agama Islam- Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jambi)
Diskusi tentang inipost