AMPAR.ID, Sarolangun – Komitmen berbagai pihak sangat diperlukan dalam pengembangan pemberdayakan Suku Anak Dalam (SAD) khususnya di wilayah Sarolangun. Dimana semua pihak harus terus mendorong dan merancang agar kemandirian komunitas yang sering disebut dengan Orang Rimba ini dapat terwujud.
Hal ini dikatakan Plt Kepala Bappeda Sarolangun, Kasyadi saat membuka acara forum multipihak pengembangan pemberdayaan SAD yang dihadiri, Kadis Sosial Helmi, sekdin PUPR Zainul Arifin, perwakilan Disnakan, Dinas TPHP, Polres, Mahasiswa serta komunitas Pundi Sumatra dan SAD dari beberapa kecamatan, di Aula Kantor Bappeda,Rabu (20/11/2024).
,” Dimana saat ini masih terdapat 114 Kepala Keluarga atau 5092 jiwa Suku Anak Dalam (SAD) yang tersebar di beberapa kecamatan. Dengan perkembangan zaman tentu SAD harus ikut berkembang dan mandiri. Untuk mewujudkan itu peran semua pihak dan kerjasama dengan PUNDI SUMATERA selaku komunitas yang bergerak untuk memandiri masyarakat sipil dan adat terpencil sangat penting,” ucap Kasyadi.
Dengan terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang mana didalam rencana pembangunan Kabupaten Sarolangun ada 9 prioritas utama yang menjadi sasaran, salah satunya memberikan pelatihan untuk Suku Anak Dalam (SAD) yang merupakan prioritas ketiga.
” Selain prioritas, beberapa inovasi juga terus dilakukan, seperti penanganan kemiskinan ekstrem ada 6 inovasi, seperti bedah rumah, penanganan pengangguran ada 5 inovasi, pelatihan dan MoU,” bebernya.
Saat ini Kabupaten Sarolangun sudah mengalokasikan anggaran melalui Dinas Sosial yang mana saat ini Dinsos masih melakukan pemetaan dengan harapan dapat memaksimalkan prioritas tersebut, sehingga mampu mencapai target yang sesuai dengan dokumen pembanguan daerah tahun 2003 – 2006.
” Disamping anggaran di Dinsos tersebut, OPD terkait seperti Diskanak, Dinas TPHP dan yang lainnya juga diharapakan bisa membantu dalam hal lainnya, sehingga pengembangan pemberdayaan dan kemandirian SAD di Sarolangun terwujud,” tutup Kasyadi.
Sementara Kadis Sosial Sarolangun, Helmi dalam paparannya mengatakan, Suku Anak Dalam (SAD) atau sering dikenal Orang Rimba atau Suku Kubu yang ada di Sarolangun dari kemajuan zaman saat ini membuat semua aspek dari komunitas tersebut sudah ikut berkembang.
” Saat ini SAD di Sarolangun sudah berkomunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat,” ujarnya.
Meski sudah berkomunikasi dan bersosialisasi namun upaya membangun kemandirian SAD masih belum optimal. Untuk itulah perlu adanya koordinasi, sinkronisasi dan integrasi para pemangku kepentingan dalam melaksanakan intervensi program dan kegiatan terhadap SAD tersebut,” ungkapnya.
Untuk keberadaan komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi menyebar dibeberapa Kabupaten. Sementara di Kabupaten Sarolangun keberadaannya ada di 6 Kecamatan, antara lain Kecamatan Air Hitam, Bathin VIII, Mandiangin, CNG, Limun dan Batang Asai.
Mengakhiri paparannya, Helmi berharap dalam pengembangan pemberdayaan SAD Sarolangun yang paling utama peran multipihak terus ditingkatkan, sehingga mewujudkan SAD yang mandiri tercapai.
Dari awal hingga akhir kegiatan forum multipihak pengembangan pemberdayaan SAD dalam wilayah Kabupaten Sarolangun berjalan dengan lancar.
(Fdn)
Diskusi tentang inipost