AMPAR.ID, JAMBI – Mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jambi dua periode (2007 – 2017), H Mursyid Sonsang menyabet dua penghargaan sekaligus dalam Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2021.
Dari PWI Pusat Mursyid menerima Press Card Number One (PCNO) bersama sembilan tokoh pers lainnya di Indonesia. Sedangkan dari PWI Provinsi Jambi dianugerahi Lima Tokoh Pers Jambi.
Penghargaan Tokoh Pers Jambi akan diterima Mursyid besama tokoh pers lainnya, H. Syamsulwatir M, Murman Thoha, H Syamsuddin Noor dan Danil Sijan, pada PWI Jambi Award, di auditorium rumah dinas Gubernur Jambi, Selasa pagi, 9 Februari 2021.
Sedangkan Kartu Pers Nomor Satu akan diserahkan secara virtual oleh Ketua Umum PWI Pusat, Atal Sembiring Depari dalam acara puncak HPN di Jakarta yang akan dihadiri Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Di seluruh Indonesia, wartawan yang menerina PCNO ada sembilan orang, yakni Muhammad Baedarus (PWI Jawa Barat), Syahdanur Abdul Manaf (PWI Jawa Barat), Octo Lampito (PWI Yogyakarta), Dhimam Abror Djuraid (PWI Jawa Timur), H Mursyid Sonsang (PWI Jambi), Khairul Muslim (PWI Sumatera Utara), Raja Isyam Aswar (PWI Riau), H. Dheni Kurnia (PWI Riau), dan Zufra Irwan (PWI Riau).
Sepak terjang suami Doktor Asnelly Ridha Daulay ini memang tidak perlu diragukan lagi, baik kapabilitas dan loyalitasnya kepada dunia pers.
Diraihnya dua penghargaan ini salah bukti nyatanya. Sekaligus bukti pengabdiannya membangun dunia pers di tengah segala kendala dan tantangan.
Berbagai inovasi telah dicetuskan wartawan pertama TV swasta yang masuk Provinsi Jambi tahun 1995 ini. Dia pula membawa TV swasta itu menyiarkan secara langsung MTQ Nasional di Jambi pada tahun 1997.
Melihat perkembangan teknologi dan informasi ketika media cetak, radio dan televisi mulai tergerus oleh media internet, Mursyid mendirikan media online pertama di Provinsi Jambi dengan bendera infojambi.com dan infojambi.tv tahun 2008. Saat ini media online di Provinsi Jambi sudah ratusan jumlahnya yang dimiliki para wartawan.
Ketika menjadi Ketua PWI Provinsi Jambi tahun 2012, Mursyid berhasil menjadikan Jambi tuan rumah HPN. Bagi PWI dan masyarakat Jambi ini event terbesar dan bersejarah dengan dihadiri Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono dan menginap di Jambi dua malam. Selain itu dihadiri ratusan wartawan dari seluruh Indonesia dan negara-negara Asean.
Dalam HPN di Jambi itu pertama kali ditandatangani MOU Kapolri dan Ketua Dewan Pers tentang perlindungan wartawan. Sampai saat ini MOU itu terus diperpanjang.
Untuk mengenang HPN di Jambi, dibangun sebuah monumen yang disebut Tugu Pers, di Simpang Murni, Kota Jambi. Kini Tugu Pers itu menjadi salah satu ikon pariwisata di Kota Jambi. Selain itu juga dibangun Perpustakaan Pers yang merupakan perpustakaan pers pertama di Sumatera.
Sukses dalam penyelengaraan HPN, Mursyid dengan sebutan akrab Uda ini diusulkan PWI Pusat mengikuti pendidikan di Lemhannas RI. Setelah melalui seleksi ketat akhirnya Mursyid diterima di Lemhannas program PPSA, suatu program yang prestisius, di mana lulusannya dipersiapkan untuk pemimpin tingkat nasional.
Di Lemhannas PPSA 18 Mursyid seangkatan dengan beberapa perwira tinggi TNI-Polri, seperti mantan KSAD Jenderal TNI (Purn) Mulyono, Letjen TNI Doni Monardo, Komjen Pol Arif Sulistyanyo, mantan Sekjen Departemen Perhubungan, Leon Muhammad, Komjen ( Pur) Pol Condro Kirono yang kini salah satu komisaris Pertamina dan pejabat tinggi lainnya.
Kiprah ayah dari Taruna Akpol, Fachri Muhammad Mursyid ini tidak saja di PWI. Melihat menjamurnya media online di seluruh Indonesia yang tidak terwadahi, bersama Atal Depari, Mirza Zulhadi, Teguh Santosa dan Firdaus mendirikan SMSI (Serikat Media Siber Seluruh Indonesia) dan kemudian mendirikan Jaringan Media Seluruh Indonesia (JMSI). Kedua organisasi ini sebagai wadah para pemilik media online di seluruh Indonesia. Anggota SMSI dan JMSI sudah ribuan hingga saat ini.
Menurut Ketua Umun PWI Pusat, Atal Sembiring Depari, PCNO adalah bentuk penghargaan PWI Pusat kepada insan pers di Indonesia. Bagi mereka yang terus berjuang mengabdikan dirinya untuk kemajuan dunia pers. Wartawan senior berusia 50 tahun ke atas yang telah mengabdikan dirinya lebih 30 tahun.
Mursyid berharap penghargaan ini memotivasi dirinya sendiri untuk terus berkarya di bidang jurnalistik. Sedangkan untuk para wartawan muda, agar terus dapat berinovasi di tengah gempuran kemajuan teknologi informasi.
“Platfom media bisa berganti, dari media cetak, radio, televisi dan sekarang media online. Tapi konten tetap abadi, informasi yang disajikan harus fakta, berimbang dan konfirmasi,” jelas wartawan yang pernah mengelola media cetak, radio, televisi dan media online. (*/)
Diskusi tentang inipost