Foto: Istana Presiden di Ibu kota Baru (Foto: Dok. Tangkapan Layar Facebook PUPR)
Istana Presiden di Ibu kota Baru (Foto: Dok. Tangkapan Layar Facebook PUPR)
AMPAR.ID, Jakarta – Pemerintah berencana membangun istana presiden di ibu kota baru yang akan dilakukan pada tahun ini. Ditegaskan Kepala Bappenas/Menteri PPN Suharso Monoarfa.
“Kalau semua rancangan yang di master plan yang disusun dan detail plan yang sudah disiapkan. Kita optimis mudah-mudahan istana Presiden bisa di groundbreaking pada tahun ini,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi XI, DPR RI, Rabu (17/3/2021).
Melirik pemenang sayembara desain ibu kota negara pada kanal YouTube Sekretariat Presiden pada 23 Desember 2019 lalu, ibu kota negara akan mengusung tema Negara Rumba Nusa. Mengutip detikcom, pada konsepnya terdapat Plaza Bhinneka Tunggal Ika dan Danau Pancasila.
Juga ada kawasan diplomatik, bisnis dan komersial hingga pemukiman. Sementara Istana Presiden berada dekat dengan danau, juga berdekatan dengan kantor staf presiden dan Masjid Astana. Pemenang sayembara adalah Urban +.
Founder Urban + Sibarani Sofian menjelaskan pemilihan konsep Negara Rimba Nusa karena ‘Negara’ sebagai perwakilan pemerintah, ‘Rimba’ karena lokasi berada di hutan, dan ‘Nusa’ merupakan identitas negara yang berdasarkan kepulauan. Dia juga bercerita bagaimana konsep ini dibuat saat di Kementerian PUPR 23 Desember 2019 lalu.
“Dibutuhkan banyak ahli, ada 10 orang, kami sebagian tim dari kantor kita, Urban +, kemudian ada juga teman-teman, pernah bekerja di luar negeri juga hadir, minta bantuan dari luar negeri juga seperti dari Hong Kong, Singapura, juga Malaysia,” jelasnya mengutip detikcom, Rabu (24/3/2021).
Ide-ide dari seluruh anggota diramu menjadi satu hingga menghasilkan desain dari IKN. Mulanya ada tiga lokasi yang menjadi acuan pembuatan desain ibu kota baru. Jadi ada tiga konsep dan tiga lokasi. Akhirnya diputuskan yang di Sepaku.
Dia menjelaskan yang paling kompleks dari pembuatan desain ibu kota baru ini adalah tingkat kehati-hatian, mengingat letak geografis yang tidak mudah.
“Kita menyadari kita mendekati tepi air, sensitif secara lingkungan, bagaimana kita mewujudkan keseimbangan antara pembangunan sifatnya manusia dengan alam,” terangnya.
Sumber: CNBC Indonesia
Diskusi tentang inipost