AMPAR.ID, Jambi – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Bangko, kembali melontarkan kritikan terkait pelaksanaan bimbingan teknis (bimtek) dan studi banding (stuba), rombongan Kades dan BPD se Merangin ke Jawa Barat, belum lama ini.
Arjun, ketua HMI cabang Bangko, menilai kegiatan tersebut terkesan dipaksakan dan modus pemborosan anggaran dana desa (dd), apalagi ditengah kondisi sulit pandemi Covid-19.
“kegiatan bimtek yang tidak berjalan mulus dan menuai protes peserta tentu membuat kegaduhan publik, pasalnya kegiatan tersebut telah memakan anggaran yang tidak sedikit”, ujarnya kepada media ini, Minggu (31/10)
Diketahui, dalam kegiatan tersebut rombongan Kepala Desa dan BPD di Merangin yang ikut berjumlah 138 orang peserta (70 Kades dan 68 BPD), sebelumnya telah menyetor uang Rp 8.000.000,- per orang dari dana desa (DD).
HMI cabang Bangko sesalkan kegiatan bimtek dan studi banding yang diselenggarakan pihak PT. Diva Lookah Multindo Tour & Travel, terkait keberangkatan banyak menuai protes dari peserta.
Selain itu, HMI cabang bangko menyanyangkan kegiatan tersebut, karena terkesan dipaksakkan, pihak dinas PMD Merangin tidak mampu menjalankan fungsi pembinaan dengan baik.
“Bimtek yang dilaksanakan di kota Jambi hanya dalam waktu beberapa jam saja, sebelum keberangkatan ke Bandung, dan kegiatan awal yg menggunakan pesawat berujung menggunakan trabsportasi bus”, ujarnya
Terakhir, HMI cabang Bangko, secara tegas ia meminta dan mendorong DPRD dan PMD, untuk menyelesaikan persolan itu.
“Kemudian diduga ada indikasi terjadi kongkalingkong dan modus mencari keuntungan dalam kegiatan tersebut”, tutupnya.
Jauh sebelumnya, Direktur PT. Diva Lookah Multindo Tour & Travel, Ari Budi Pratiwi, saat di konformasi media ini membantah peserta protes terkait keberangkat.
“gak ada cuma miskomunikasi aja, bohong itu kalau ada yang protes pasti mereka nemui saya. Buktinya berangkat semua, karena sudah disepakati dari juah-jauh hari”, jawannya lewat sambungan telepon, Selasa malam lalu (26/10)
(Red)
Diskusi tentang inipost