AMPAR.ID, JAMBI – Total kasus Covid-19 di Indonesia sudah lebih dari 3 juta kasus terhitung sejak maret 2020. Hebatnya lagi penambahan kasus sebanyak 1 juta, hanya dicapai dalam kurun waktu satu bulan saja. Masifnya penambahan kasus di Indonesia ini disinyalir disebabkan oleh virus varian delta yang sudah menjangkiti sebagian penderita Covid-19.
Sama halnya dI Provinsi Jambi, total kasus Covid-19 sudah mencapai 21 ribu orang, dengan penambahan setiap harinya diatas 300 kasus positif.
Sejalan dengan terus bertambahnya kasus covid di Jambi, angka kemiskinan Jambi juga ikut meningkat. Data BPS terbaru kondisi maret 2021 mencatat persentase penduduk miskin Jambi sebesar 8,09 persen. Dibandingkan dengan kemiskinan September 2020, persentasenya meningkat sebesar 0,12 persen.
Persentase kemiskinan tertinggi berada di daerah Perkotaan yaitu 11,52 persen, sedangkan di perdesaan hanya sekitar 6,42 persen. Kenaikan angka kemiskinan di Perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah perdesaan, dimana dibandingkan dengan kondisi September 2021, angka kemiskinan di perkotaan mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen, sedangkan perdesaan hanya mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen.
Tingginya kemiskinan dan kenaikannya di daerah perkotaan tidak jauh dari dampak pandemi terhadap perekonomian daerah perkotaan. Pembatasan kegiatan di luar rumah, pembatasan jam operasional mall dan pertokoan, pembatasan kapasitas ruang pertemuan, mall/pertokoan, pembatasan pekerja yang masuk kerja, penutupan bioskop, dan pembatasan-pembatasan lainnya tentu saja sangat mempengaruhi pendapatan masyarakat di perkotaan.
Kenaikan angka kemiskinan ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Jambi yang masih mengalami kontraksi pada triwulan I. Pertumbuhan ekonomi Jambi turun sebesar 0,33 persen dibandingkan dengan kondisi maret 2020. Terkontraksi pertumbuhan ekonomi ini tidak lepas dari turunnya pengeluaran konsumsi rumah tangga pada PDRB triwulan I sebesar 0,47 persen dibandingkan dengan maret 2020.
Selain itu penyaluran bansos di Jambi juga tidak semasif dibandingkan September 2020, ini terlihat dari persentase penerima bantuan sosial menurut pencatatan Susenas Maret 2021 yang mengalami penurunan dibandingkan kondisi September 2021. Penurunan terjadi pada semua bantuan sosial baik bansos PKH, bantuan sembako/BPNT, ataupun bansos Pemda.
Berlawanan dengan angka kemiskinan Jambi, angka kemiskinan nasional mengalami penurunan dibandingkan September 2020, walaupun memang angkanya masih lebih tinggi dibandingkan dengan Jambi. Kemiskinan nasional tercatat di angka 10,14 persen. Penurunan angka kemiskinan secara nasional ini disinyalir merupakan dampak dari perbaikan kondisi ketenagakerjaan di Indonesia, terutama pada penurunan angka setengah pengangguran.
Jika disandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Pulau Sumatera, angka kemiskinan Jambi masih menduduki peringkat kelima terendah di Pulau Sumatera, sedikit lebih baik dari Sumatera Utara yang kemiskinannya mencapai 9,01 persen.
Sedangkan provinsi dengan angka kemiskinan terendah di Sumatera adalah Bangka Belitung (4,90 persen).
Pandemi dan Kemiskinan
Terhitung sudah lebih satu tahun pandemi melanda Indonesia, sejak kasus pertama Covid-19 di Indonesia resmi diumumkan pemerintah pada tanggal 2 maret 2020.
Pandemi mampu memukul semua sendi-sendi perikehidupan bangsa Indonesia, terutama pada perekonomian bangsa, yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Angka kemiskinan Jambi yang sebelumnya selalu menunjukkan tren menurun, seketika tersentak dengan adanya pandemi yang melanda dunia, yang menyebabkan angka kemiskinan merangkak naik. Terhitung sejak tahun 2020, angka kemiskinan Jambi terus mengalami kenaikan yang signifikan.
Pada September 2019, angka kemiskinan Jambi sempat menyentuh angka 7,51 persen, pada Maret 2020 dimana pandemi mulai terjadi di Indonesia, angka kemiskinan mulai merangkak naik menjadi 7,58 persen, kemudian meningkat kembali di angka 7,97 persen pada September 2020, peningkatan 0,39 persen ini cukup tinggi, mengingat pencapaiannya hanya membutuhkan waktu 6 bulan saja. Dan di Maret 2021 ini, angka kemiskinan sudah di angka 8,09 persen.
Peran Pemerintah dengan terbatasnya kegiatan masyarakat pada masa pandemi, tidak bisa dinafikkan bahwa dibutuhkan peran yang besar dari Pemerintah. Peran pemerintah untuk memastikan bahwa tidak ada warganya yang kelaparan dan berkekurangan selama pandemi terjadi.
Bantuan sosial yang selama pandemi sudah digelontorkan oleh pemerintah, masih sangat diperlukan masyarakat terutama bagi mereka yang berpendapatan rendah, mereka yang kehilangan pekerjaan, mereka yang terdampak langsung pandemi seperti tukang ojek, driver online, pedagang kecil, buruh serabutan dan orang-orang yang kurang beruntung lainnya.
Bantuan yang diberikan seharusnya terus berkesinambungan selama pandemi masih melanda dunia, dan perekonomian belum berjalan normal seperti sedia kala. Akan tetapi pengawasan penyaluran juga harus dilakukan dengan baik, agar kebocoran tidak terjadi dan bisa tepat sasaran.
Untuk mengatasi pandemi Covid-19, pemerintah juga perlu melakukan percepatan vaksinasi kepada masyarakat. Di Jambi, terhitung baru sekitar 10 persen masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi kedua, dari target 2,7 juta orang. Capaian ini masih jauh dari angka 70 persen sebagai syarat untuk herd immunity.
Peran Serta Masyarakat Masyarakat mempunyai andil yang besar dalam mengatasi pandemi ini. Kepatuhan masyarakat atas aturan pemerintah dalam penerapan PPKM di daerah menjadi kunci berkurangnya masyarakat yang terpapar covid-19.
Penerapan pola 5M, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas, harus terus dilakukan. Ditambah dengan peningkatan imun tubuh dengan rajin berolahraga dan konsumsi makanan yang bergizi.
Terakhir, jangan lupa untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berdoa agar pandemi ini dapat segera berakhir, dan semua orang dapat beraktifitas dengan baik. Iman, imun dan aman menjadi pelindung sebenarnya.
Dan kita semua berharap pandemi Covid 19 ini segera pergi, sehingga roda perekonomian Jambi dapat berputar dengan baik. Butuh kerjasama yang baik dari semua pihak, baik pemerintah sebagai pengambil kebijakaan, swasta sebagai motor perekonomian dan masyarakat. Ketika semua pihak komitmen untuk menangani pandemi ini, maka tidak mustahil pandemi Covid 19Â akan segera berakhir. Salam.
Opini: Nopriansyah, SST, MSi (Statistisi BPS Provinsi Jambi)
(nda/min)
Diskusi tentang inipost