AMPAR.ID, PALEMBANG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen penuh melindungi masyarakat dari kejahatan keuangan digital ilegal. Berbagai upaya edukasi terus dilakukan agar masyarakat terhindar kejahatan tak berdarah ini.
Hal ini ditegasakan Arifin Susanto, Kepala OJK Provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung, didampingi Agus Sugarto, Kepala OJK Institut, saat membuka Class Jurnalist angkatan 9 yang diikuti 40 jurnalis, di The Alts Hotel, Kota Pelambang, Sumsel, Senin 14 Oktober 2024.
Menurutnya Arifin, saat ini masyarakat dituntut agar tak tergiur kemudahan yang ditawarkan kejahatan pinjaman online (Pinjol) ilegal. Sejatnya OJK menawarkan agar masyarakat pastikan 2L (Legal dan Logis).
BACA JUGA:
“Legal Artinya? (cek status perizinan, badan hukum dan produk dari pihak yang menawarkan) dan Logis artinya? (Memastikan benefit dari produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan masuk akal dan tidak ada indikasi penipuan),” tegasnya.
BACA JUGA:
Asal tahu saja, saat ini ada 3 (tiga) kejahatan keuangan ilegal yang menghantui masyarakat yakni pinjaman online ilegal, judi online, dan investasi ilegal dan ketiganya saling berkaitan yang disebut segitiga kejahatan.
“kejahatan ini sudah mejalar ke semua profesi dan kalangan sebut saja guru, korban PHK, karyawan, pedagang, pelajar, tukang pangkas rambut, dan ojek online. Karakter Masyarakat yang tergiur kemudahan menjadi faktor utama masyarakat terperagkap Pinjol ilegal,” kata orang nomor satu di OJK Provinsi Sumsel dan Babel itu.
Data OJK per 2017 hingga Mei 2024, meperjelas kerugian masyarakat akibat investasi ilegal saja mencapai Rp 139,67 triliun dari tahun 2017 hingga 2023.
BACA JUGA:
OJK: Sektor Jasa Keuangan di Provinsi Jambi Tumbuh Positif dan Terjaga
“telah ditutup sebanyak 1.366 entitas pinjol ilegal, 8.271 konten judi online ilegal, dan 251 entitas investasi ilegal,” kata Arifin.
Menurut Arifin, OJK gencar melakukan edukasi dan literasi keuangan melalui berbagai program, seperti edukasi masif maupun tematik, seminar, publikasi konten di media sosial, pembelajaran mandiri melalui learning management system edukasi keuangan, maupun pembentukan duta literasi keuangan.
Diskusi tentang inipost