AMPAR.ID, JAMBI – Dinas pendidikan (disdik) provinsi Jambi menyambut baik langkah pemerintah pusat lewat program Identifikasi Siswa Rentan Putus Sekolah (SRPS) & Pencegahan Siswa Putus Sekolah (SPS) jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dampak dari Pandemi CORONA.
Jumlah anak yang putus selama pandemi lebih tinggi dibanding sebelum datangnya Covid-19. Menurut laporan, UNICEF mengungkap bahwa “Setidaknya ada sepertiga anak di dunia atau 463 juta anak yang mengalami kesulitan mengakses pembelajaran jarak jauh setelah kegiatan di sekolah dihentikan akibat Covid-19.”
Baca Juga; Pjs Bupati, Jadi Ancaman Bagi Incumbent ?
Baru-baru ini, Direktorat SMA Dirjen Paudasmen, Kemendikbud Riset RI melakukan rapat koordinasi (Rakor) program indentifikasi pencegahan siswa rentang putus sekolah jenjang SMA, bersama Dinas Pendidikan di 7 Provinsi (Jabar, Jatim, Banten, Bali, Jogja, dan Jambi).
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jambi melalaui Kepala Bidang (Kabid) Pemebinaan SMA, Misrinadi, mengikuti rakor tersebut. Ia menjelasakan prorgam tersebut menjadi sangat penting dan digarap segera.
“kita menyambut baik program tersebut, ini menjadi bagian sangat penting menyelamatkan genarasi muda dari ancaman putus sekolah, program ini juga sejajalan dengan Visi Gubernur Jambi,” ujar Misrinadi, kepada media ini. Kamis (16/3/)
Baca Juga; Pemerintah Hapus Minyak Goreng Subsidi, Harga Makin Gila di Pasaran
Dijelasakannya, Upaya pemerintah mengintervensi anak putus sekolah minimal tamatan SMA bukan tanpa alasan, saat ini tantangan dunia kerja ditengah perkembangan teknologi begitu menatang.
“Jad anak-anak jangan sampai putus sekolah dan hadir nya pemerintah yaitu mencerdaskan anak bangsa, terkait pembiayaan itu tinggal lagi kebijakan pemerintah dan dinas, karena anak yang putus sekolah terkadang tidak serta merta tidak mampu sehingga perlunya deteksi dini,” ungkapnya.
Baca Juga; Gubernur Jambi Bersama Kanwil DJP Adakan Pekan Panutan Penyampaian SPT Tahunan
Misriandi menejelaskan faktor anak putus sekolah terlebih saat pandemi yang memaksa belajar daring (online) yakni Kondisi ekonomi, Fasilitas belajar yang kurang mendukung, Minat belajar menurun, Kecanduan game online.
Identifikasi dini pada siswa/i menjadi suatu hal yang penting pelaksanaan strategi pencegahan anak rentan putus sekolah agar tidak putus sekolah.
“Pendampingan dan kepedulian terkait siswa rentan putus sekolah yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru menjadi hal yang positif di mata wali siswa/i,” jelasnya.
Baca Juga; Pj Bupati Tiga Daerah di Jambi, Ini Penjelasan Pemprov
Dalam waktu dekat, Ungkap Mis, Disdik sebagai Fasilitasi dan Advokasi pencegahan siswa rentan putus sekolah agar tidak putus sekolah yang bertujuan untuk mengidentifikasi. pihaknya juga akan berkoordinasi dengan seluruh kepala sekolah SMA di provinsi Jambi
“kita optimis angka siswa putus sekolah akan terkendali,” tutupnya. (jd)
Baca Juga: Hari Terakhir, Pendaftar Lelang Jabatan Pemprov Jambi Masih Sepi Terancam Diperpanjang
Diskusi tentang inipost