• Ampar
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Perlindungan Wartawan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Berita Media Online
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • NEWS
    • DAERAH
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
  • PARLEMEN
  • EKONOMI & BISNIS
    • OTO & TEKNO
  • HUKUM & KRIMINAL
    • KABAR TNI – POLRI
  • OPINI
  • TREND
    • SPORT
    • RELIGI
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
  • BENGKULU
    • KAUR
    • LEBONG
    • REJANG LEBONG
    • BENGKULU SELATAN
    • SELUMA
    • KEPAHIANG
    • MUKOMUKO
  • SUMSEL
    • MUSI BANYUASIN
  • Lainnya..
    • PENDIDIKAN
  • NEWS
    • DAERAH
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
  • PARLEMEN
  • EKONOMI & BISNIS
    • OTO & TEKNO
  • HUKUM & KRIMINAL
    • KABAR TNI – POLRI
  • OPINI
  • TREND
    • SPORT
    • RELIGI
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
  • BENGKULU
    • KAUR
    • LEBONG
    • REJANG LEBONG
    • BENGKULU SELATAN
    • SELUMA
    • KEPAHIANG
    • MUKOMUKO
  • SUMSEL
    • MUSI BANYUASIN
  • Lainnya..
    • PENDIDIKAN
Berita Terbaru
  • NEWS
  • PARLEMEN
  • EKONOMI & BISNIS
  • HUKUM & KRIMINAL
  • OPINI
  • TREND
  • BENGKULU
  • SUMSEL
  • Lainnya..

Diciptakan Oleh Pecundang, ‘Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China’ Itu Hadis Palsu! Selengkapnya Ini yang Sahih

2021-05-10
Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

ShareTweetSendSendText

AMPAR.ID – Ungkapan “Tuntulah ilmu sampai ke negeri Cina” sudah sangat akrab di telinga semua orang.

Para da’i, motivator, hingga guru sering menggunakan ungkapan ini untuk menekankan pentingnya menuntut ilmu. Beberapa di antaranya menyebut jika ungkapan ini merupakan penggalan dari hadis Nabi. Lantas, apakah memang demikian?

Dirangkum Ampar.id dari laman Islami.co, terkait  hadis sahih, dha’if ataupun maudhu dari penggalan kalimat “Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China”, Senin (10/5/2021).

Kyai Ali Mustafa Yaqub (Alm) yang pernah menjabat sebagai imam besar masjid Istiqlal, dalam bukunya berjudul Hadis-hadis Bermasalah (2003) memberikan catatan menarik terkait hal ini. Menurutnya, banyak hadis palsu yang terlanjur populer di masyarakat dan digunakan dalam berbagai kegiatan dakwah oleh para penceramah yang kurang peka.

Hadis-hadis tersebut bahkan menjadi dasar amaliah ibadah mereka yang kurang jeli dan tidak memperhatikan keotentikan suatu hadis. Padahal, beberapa kalangan umat Islam seringkali mempertanyakan keotentikan hadis ketika berdebat mengenai sebuah dalil.

Secara keseluruhan, terdapat 33 hadis yang menurut beliau bermasalah baik dari sisi sanad maupun matannya sebagaimana termuat dalam buku Hadis-hadis Bermasalah (2003).

Bacajuga

Bacaan Niat Puasa Ramadan 1 Bulan Penuh Lengkap dengan Artinya

Benarkah Setiap Malam Jumat Ahli Kubur Pulang ke Rumah Menangis Minta Didoakan? Buya Yahya Menjawab

Jelang Maulid Nabi, Inilah Minuman Favorit Nabi Muhammad SAW Menurut Buya Yahya

Pengumuman Fatwa MUI Sulsel: Game Online Higgs Domino Haram untuk Dimainkan

Hadis-hadis tersebut bahkan tergolong lemah (dha’if) dan palsu (maudhu’). 

“Tuntulah ilmu meskipun di negeri Cina” merupakan satu dari 33 hadis yang dibahas dalam buku tersebut.

Redaksi lengkap hadis dimaksud ialah “Uthlub al-‘ilma walaw bi as-shini fa inna thalaba al-‘ilmi faridhatun ‘ala kulli muslimin” yang artinya “Tuntulah ilmu meskipun di negeri Cina, karena mencari ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.”

Sebelum mengurai kritik hadis ini, Prof. Ali Mutafa Yaqub memulai uraian dengan cerita seorang mahasiswa yang ditanya oleh masyarakat tentang siapakah yang meriwayatkan hadis tersebut, dan mengapa hadis tersebut menyebut Cina, bukan Eropa yang kini dianggap lebih maju.

Dari sini, terdapat dua pokok masalah yang penting untuk dijawab. Pertama, berkaitan dengan transmisi periwayatannya, yang artinya menyangkut kririk sanad. Kedua, menyangkut disebutnya “Cina” dan bukan Eropa, yang artinya menyangkut materi atau substansi hadis.

Dalam penelusuran Prof. Ali Mustafa Yaqub, hadis “Carilah Ilmu Meskipun di Negeri Cina” diriwayatkan oleh beberapa periwayat, antara lain: Ibn ‘Ady (w. 356 H) dalam al-Kamil fi al-Dhu’afa al-Rijal, Abu Nu’aim (w. 430 H) dalam Akhbar Ashbihan, al-Khatib al-Baghdadi (w. 463 H) dalam Tarikh Baghdad dan al-Rihlah fi Thalab al-Hadits, Ibn Hibban (w. 254 H) dalam al-Majruhin, dan lain-lain. Mereka semua menerima hadis dari: al-Hasan bin ‘Atiyah, dari Abu ‘Atikah Tarif bin Sulaiman, dan dari Anas bin Malik, (dari Nabi Saw.).

Dari beberapa keterangan yang berhasil dihimpun, didapat kesimpulan bahwa hadis ini berstatus palsu (maudhu’).

Faktor yang menyebabkan hadis ini palsu karena dalam rangkaian sanad terdapat nama Abu ‘Atikah Tarif bin Sulaiman, yang dikenal oleh para ulama hadis tidak mempunyai kredibilitas sebagai periwayat hadis dan suka memalsukan hadis.

Al-‘Uqaili, al-Bukhari, al-Nasa’i, dan Abu Hatim, sepakat bahwa Abu ‘Atikah Tarif bin Sulaiman merupakan orang yang tidak dapat dipercaya.

Sementara dari segi materi hadis, baik Ibn Hibban maupun Ahmad bin Hanbal sama-sama menentang keras keberadaan sabda Nabi semacam ini.

Ibn Hibban bahkan mengatakan bahwa hadis tersebut adalah hadis bathil la ashla lahu (batil, palsu, tidak ada dasarnya).

Mengenai hadis tersebut, ada tiga jalur lain (sanad), sebagai berikut:

Jalur pertama, Ahmad bin ‘Abdillah, dari – Maslamah bin al-Qasim, dari – Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim al-‘Asqalani, dari – ‘Ubaidillah bin Muhammad al-Firyabi, dari – Sufyan bin ‘Uyainah, dari – al-Zuhri, dari – Anas bin Malik, dari – (Nabi Saw). Hadis dengan riwayat/ sanad ini diriwayatkan oleh Ibn Abd al-Barr dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Imam.

Jalur kedua, Ibn Karram, dari – Ahmad bin Abdullah al-Juwaibari, dari – al-Fadhl bin Musa, dari – Muhammad bin ‘Amr, dari – Abu Salamah, dari – Abu Hurairah, dari – (Nabi Saw). Hadis dengan sanad ini diriwayatkan oleh Ibn Karram, dan tercantum dalam al-Mizan karya al-Dzahabi.

Jalur ketiga, Ibn Hajar al-‘Asqalani, dari – Ibrahim al-Nakha’i, dari – Anas bin Malik.
Hadis dengan sanad ini diriwayatkan sendiri oleh Ibn Hajar al-‘Asqalani, dan dicantumkan dalam karyanya sendiri, Lisan al-Mizan.

Keberadaan ketiga jalur sanad ini tetap saja tidak merubah status hadis tersebut. Adapun penyebabnya adalah: di sanad pertama, tercantum nama Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim al-‘Asqalani, yang dinilai oleh al-Dzahabi sebagai al-Kadzdzab (pendusta besar).

Di sanad kedua, tercantum nama Ahmad bin Abdullah al-Juwaibari, yang termasuk sebagai pemalsu hadis. Sedang pada sanad ketiga, sesuai keterangan Ibn Hajar al-‘Asqalani, bahwa Ibrahim al-Nakha’i sesungguhnya tidak pernah mendengar apapun dari Anas bin Malik.

Secara umum, apabila terdapat sebuah hadis dhaif yang didukung oleh riwayat lain yang dhaif juga, maka statusnya bisa meningkat menjadi minimal hasan li ghairihi. Namun sayangnya, dalam kasus hadis “carilah ilmu meskipun ke negeri Cina” kasusnya berbeda karena tidak ada satupun dari keempat jalur hadis yang ada mempunyai status atau kualitas dhaif sekalipun.

Prof. Ali Mustafa Yaqub berkesimpulan bahwa ungkapan “tuntulah ilmu sampai ke negeri Cina” tidak boleh lagi disebut sebagai hadis, meskipun kalangan masyarakat awam menganggapnya sebagai hadis. Paling bagus, ungkapan itu hanyalah sebuah kata-kata mutiara.

Boleh jadi, karena begitu cepatnya kata mutiara ini menyebar, lama-kelamaan hal ini dianggap hadis, apalagi masyarakat mengetahui bahwa memang sudah sejak dulu masyarakat Cina terkenal mempunyai kebudayaan yang tinggi.

Kepalsuan hadis “tuntulah ilmu sampai ke negeri Cina”  terdapat dalam redaksi lengkapnya yang berbunyi: “Uthlub al-‘ilma walaw bi as-shini fa inna thalaba al-‘ilmi faridhatun ‘ala kulli muslimin.” Redaksi ini, sebenarnya bisa dipenggal menjadi dua kalimat: “uthlub al-‘ilma walaw bi as-shini”; dan “thalaba al-‘ilmi faridhatun ‘ala kulli muslimin.”

Hadis yang Sahih “Mencari Ilmu Itu Wajib Bagi Setiap Muslim“

Penyebab kepalsuan hadis ini adalah penggalan kalimat pertama. Sedangkan penggalan kedua, jika ia berdiri sendiri, lalu disampaikan kepada umat, maka itu mempunyai status shahih. Jadi, jika ada orang mengatakan bahwa ia membaca, menyampaikan, atau mendapat hadis, yang artinya berbunyi: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim,” maka hadis itu statusnya adalah hadis sahih.

Sebab, hadis itu memang berasal dari Nabi Saw.yang antara lain, diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Imam, oleh al-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Shagir dan al-Mu’jam al-Awsath, dan oleh al-Khatib al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad.

Wallahu a’lam.

Kata kunci: HadisHadis DhaifHadis LemahHadis MaudhuHadis PalsuHadis riwayatHadis SahihIslamiReligiSahabat IslamiSejarah Islam
Berita sebelumnya

ART Disiksa Hingga Dipaksa Makan Kotoran Kucing

Berita selanjutnya

PPDB Online 2021 SMA/SMK/SLB, Plt Kadisdik Jambi: Diawasi KPK, Ombudsman dan Saber Pungli

Berita Terkait

Ilustrasi muslimah sedang membaca Doa/ (Sumber Foto: Thirdman on Pexels)

Bacaan Niat Puasa Ramadan 1 Bulan Penuh Lengkap dengan Artinya

2024-03-11
Buya Yahya memaparkan perihal keyakinan masyarakat akan ahli kubur yang pulang ke rumah malam malam jumat menangis meminta didoakan. /Tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV, Sumber: Kabarbanten

Benarkah Setiap Malam Jumat Ahli Kubur Pulang ke Rumah Menangis Minta Didoakan? Buya Yahya Menjawab

2021-10-21
Buya Yahya ungkap minuman favorit Nabi Muhammad SAW. /Tangkap layar kanal YouTube Al-Bahjah TV

Jelang Maulid Nabi, Inilah Minuman Favorit Nabi Muhammad SAW Menurut Buya Yahya

2021-10-19
Pengumuman Fatwa MUI Sulsel: Game Online Higgs Domino Haram untuk Dimainkan, Foto: Datut Rakash, Ampar.id (11/10/2021)

Pengumuman Fatwa MUI Sulsel: Game Online Higgs Domino Haram untuk Dimainkan

2021-10-11

Lomba Tahfiz & Dai Perebutkan Piala Vanezar Group, Ustadz Vanezar: Untuk Menciptakan Tahfiz Muda di Jambi

2021-09-11

Buka Bersama Puasa Sunnah Jambi, Ustadz Vanezar: Syarat Masuk Syurga iyalah Sholat Subuh Berjema’ah

2021-09-09

Peresmian Rumah Tahfiz di Desa Tumang Siak Riau, Bekerja Sama dengan Vanezar Group Jambi

2021-08-27
Foto: Istimewa

Sejarah dan Makna 1 Muharram Bagi Umat Islam

2021-08-09
Kisah sahabat nabi, Umar bin Khatab (Ilustrasi: Fauzan Kamil/detikcom)

Kisah Sahabat Nabi: Umar bin Khattab, Awalnya Benci Lalu Membela Islam

2021-08-09
Ilustrasi Masjidil Haram di Mekkah. (Wikimedia Commons/Prof. Mortel)

Arab Saudi Berhasil Menyelenggarakan Haji 2021 Tanpa Ada Jamaah Yang Terinfeksi COVID-19

2021-07-21
Berita selanjutnya

PPDB Online 2021 SMA/SMK/SLB, Plt Kadisdik Jambi: Diawasi KPK, Ombudsman dan Saber Pungli

Kini Buat SKCK Tanpa Antri dan Mudah, Polda Jambi Beritahu Caranya

H-3 Lebaran, Pemkab Muarojambi Turun ke Pasar Pantau Harga Kebutuhan Pokok dan Penerapan Prokes

BREAKING NEWS: "Innalillahi wa innailaihi rojiun", Ustaz Tengku Zulkarnain Meninggal Dunia

Sapri Terbaring Sakit. ©2021/Instagram Ruben Onsu

"Innalilahi Wa Innalilahi Rojiun", Selamat Jalan! Komedian Sapri Meninggal Dunia

Diskusi tentang inipost

TERHANGAT

Kata Al Haris: Pemprov Jambi Siapkan Perbaikan Jalan Sabak–Nipah dan Suak Kandis–Berbak

2025-05-17

Viral Video Syur Mirip Gisel, Tagar Cowonya Ikut Trending di Twitter

Wajib Diketahui, Ternyata Tidur yang Benar Menurut Rasulullah adalah Tidur Miring ke Kanan

Al Haris Rombak Kabinet, 6 Pejabat Eselon II Dilantik

3 Cara Mengetahui Ahlak Seseorang dari Ummar Bin Khattab

Inilah 3 Jenis Ujian dalam Kehidupan, Jika Telah Melewati Ujian yang Ketiga Selamat Anda Luar Biasa!

“Oh Mama… Oh Papa…” Kisah: Nafsumu Butakan Hati dan Batinmu

Pariwisata dan Daerah Pedesaan di Provinsi Jambi

Momen Idul Adha, RSJD Kolonel Inf H.M. Syukur Jambi Berkurban 4 Sapi: Bentuk Rasa Syukur dan Kepedulian

Kejari dan Pemkab Muba Luncurkan Program SIMBADA untuk Optimalkan PAD

IKLAN & PROMOSI

VIDEO

https://www.youtube.com/watch?v=tPKGo5HU55c

KALENDER

Juni 2025
SSRKJSM
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30 
« Mei    
Sedang diputar

VIDEO: Detik-detik Jembatan Putus di Terjang Banjir

Jembatan Desa bayur, Merangin hanyut terbawa arus sungai/ (Foto: Nda/Ampar)

VIDEO: Detik-detik Jembatan Putus di Terjang Banjir

DAERAH

VIDEO: Warga Protes Truk Batubara Masuk Kota Jambi

NEWS

Al Haris Tinjau Vaksinasi Pelajar Adhiyaksa Jambi

NEWS

Terekam CCTV, OTK Curi Spanduk HIMSAR Gagalkan Musyarawah

NEWS

[Ampar TV] Di Jambi, Gerakan Sejuta Vaksinasi Dalam Sehari Dipusatkan di Tanjabbar

NEWS
Berita Media Online

Copyright @ 2024 Ampar.id - PT Media Ampar KJA . Supported by Ara.

INFORMASI

  • Ampar
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Perlindungan Wartawan
  • Redaksi
  • Tentang Kami

IKLAN & KERJA SAMA : 0852-1945-6475

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ampar
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Perlindungan Wartawan
  • Redaksi
  • Tentang Kami

Copyright @ 2024 Ampar.id - PT Media Ampar KJA . Supported by Ara.