AMPAR.ID, JAMBI – Kementrian Pertanian RI melalui Badan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian (PPSDMP) melaksanakan Trainning Of Trainer (TOT) peningkatan ekspor komoditas pertanian kepada 19.824 ribu peserta dari kalangan Widyasuara, Guru, Dosen dan Tenaga Penyuluh Pertanian dari seluruh Indonesia, sebanyak 60 orang mengikuti secara tatap muka di Balai Pelatihan Pertanian (BAPELTAN) Jambi, Selasa 29 Agustus 2023.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo dalam arahannya menuturkan bahwa pertanian adalah kekuatan yang selama ini menopang bangsa Indonesia, termasuk saat menghadapi tiga tahun pandemi COVID-19.
“Lihat data, bukan kah hanya pertanian yang tumbuh 16,42 persen di saat COVID-19. Bukankah ekspor kita disaat semua melemah, ekspor pertanian tumbuh 15 persen, pernah 32 persen terakhir 8 persen, dan itu menunjukan bahwa pertanian menghasilkan,” tuturnya pada Pembukaan TOT Peningkatan Ekspor Komoditas bagi Widyaiswara, Dosen, Guru dan Penyuluh Pertanian di Jambi, Selasa, 29 Agustus 2023.
Mentan SYL yakin di saat ekonomi dunia melemah, liquiditas dunia melemah, yang bisa dihilirisasi dan bisa diekpor bukan nikel, bukan otomotif atau alat elektronik, melainkah hasil pertanian.
“Sekali lagi TOT menjadi penting, untuk membangun mindset. Untuk dapat merubah perilaku, tergantung kemampuan kita mentransfer mindset dan tentu trainerlah yang menjadi kuncinya,” kata dia.
Pemprov Jambi Kebut Kendalikan Inflasi, Fokus Pantau Empat Komoditas Ini
Adapun materi TOT ini, Kata Mentan RI, meliputi kebijakan peningkatan kapasitas SDM pertanian, pengembangan ekspor komoditas perkebunan, pelayakan usaha komoditas perkebunan, prosedur ekspor komoditas perkebunan, penanganan panen dan pascapanen komoditas perkebunan, dan prospek ekspor komoditas perkebunan.
Ditambhakn Dedi Nursyamsi, Kapala Badan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia pertanian (PPSDMP) menyampaikan bahwa Indonesia dikenal sebagai eksportir komunitas perkebunan sejak zaman dulu bahkan berada di ranking 1 sampai dengan 4 untuk sektor perkebunan, karet, kakau, kopi dan lain sebagainya.
“Itu adalah keunggulan, ternyata komunitas tersebut tumbuh sangat baik, tetapi tidak tumbuh dengan baik di negara-negara lain,” ungkapnya.
Ekspor pertanian indonesi, Kata Dedu, juga meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun, misalnya dari 2019-2020 harga peningkatan ekspor yang luar biasa lebih dari 15% dan 38% tahun berikutnya juga lebih dari 6%.
“Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian kita terutama masuk sektor memiliki keunggulan yang luar biasa,” tuturnya.
(jp/min)
Diskusi tentang inipost