AMPAR.ID – Ruas tol segmen tempino-simpang ness (pijoan) sepanjang 18,49 KM resmi beroperasi mulai 14 September 2005 kemarin. Tol yang menjadi bagian dari jaringan jalan tol trans sumatera (JTTS) ini menyambung ke ruas tol tempino-bayung lincir, Provinsi Sumatera Selatan.
Operasinya ruas tol tempino tujuan ini ditandai dengan tapping tol perdana oleh Gubernur Jambi Al Haris bersama anggota DPR RI perwakilan Jambi Bakrie dan anggota komisi VI DPR RI Herman Khaeron.
Pihak PT Hutama Karya Kamis, 18 September 2025 pagi, mengajak puluhan insan pers Jambi ikut melihat dengan kasat mata tol Tempino-Pijoan serta rest area yang terletak di Suangai bertam yang megah dan berkarakter lokal daerah Jambi.
Pantauan media ini, Kamis 18 September 2025, tampak dari bangunan gedung rest area menonjolkan budaya lokal Jambi “Kajang Lako”.
Kajang Lako atau Rumah Tuo yang merupakan rumah tradisional Jambi ini berasal dari rumah milik Suku Batin, salah satu suku yang ada di Provinsi Jambi. Nenek moyang orang Batin berasal dari 60 tumbi (keluarga) yang pindah dari Koto Rayo dan kemudian terbagi ke dalam 5 kelompok kecil yang bermukim di 5 Bathin atau dusun.
Masih Gratis, Intip Trafik Lalu Lintas Tol Tempino-Pijoan Per Hari Ini
Junior Project Director Jalan Tol Tempino – IC Ness, Ahmadi menyampaikan bahwa, ini sebagai bentuk mencintai dan mengenalkan budaya lokal Jambi. Rest area ini akan menjadi rest area paling lengkap dan luas 6 hektrare serta modern sehingga sangat nyaman dijadikan tempat istirahat bagi pengendara yang baru saja menempuh perjalanan dari arah Palembang maupun arah Pekanbaru
“kita ada dua rest area di ruas tol tempino-pijoan kiri-kanan jalan. Selain itu, bangunannya punya ciri khas Jambi juga di topang Masjid yang besar kerena tol ini tipe A dan juga akan ada SPBU, meski saat ini belum dioperasikan dan bisa menampung ratusan UMKM lokal nantinya,”tegasnya.

Soal pemberlakuan tarif tol, Ahmadi mengatakan tidak bisa dilakukan secara sepihak oleh pengelola jalan tol. Proses penentuan tarif harus melalui tahapan regulasi, termasuk asistensi teknis dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Pembayaran tarifnya bergantung pada regulator. Harus ada asistensi dari Kemenkeu, jadi kami masih menunggu arahan lebih lanjut,” katanya
Ahmadi menjelaskan, Tol Baleno menjadi salah satu jalan tol yang cukup lama beroperasi tanpa menerapkan tarif.
Penetapan biaya akan dihitung dengan mempertimbangkan nilai investasi, kondisi ekonomi, serta situasi terkini infrastruktur tol.
“Ada formula perhitungan khusus. Nilai investasi berbeda dengan jalan tol lain yang dibangun beberapa tahun lalu, sehingga hasilnya tidak bisa disamakan,” tambahnya.
Meski belum dikenakan tarif, Hanung memastikan layanan dan kualitas jalan tetap dipelihara sesuai standar.
“tol Jambi ini salah satu tol terbaik, karena struktur tanah padan dan dataran tinggi yang tentunya ketahannya lebih lama,” tegasntya.
Pihaknya berharap regulasi terkait penetapan tarif segera rampung, sehingga pengelolaan tol bisa berjalan lebih optimal. (Red)













Diskusi tentang inipost