AMPAR.ID – Tahap I pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah haji (Bipih) jemaah reguler 2024 M/1445 H sudah selesai. Sebanyak 200.601 telah melunasi biaya haji. Jika dipresentasekan maka pelunasan sudah menunjukkan angka 94.03 %. Selanjutnya tahap II pelunasan akan dimulai pada tanggal 13-26 Maret 2024 untuk menuju kuota 241.000 jemaah sesuai kuota yang diberikan oleh Kerajaan Arab Saudi.
Tidak banyak yang tahu, jika keberhasilan pelunasan tahap I tidak terlepas dari peran penyuluh agama Islam. Mereka adalah garda terdepan yang membantu menginformasikan tahapan penyelenggaraan haji kepada masyarakat.
Sejak awal daftar nama jemaah berhak lunas diumumkan oleh Kemenag, para penyuluh agama Islam diturunkan ke lapangan untuk membantu melacak keberadaan para calon tamu Allah.
5 Tips Simpan Bahan Makanan Sahur dan Berbuka Puasa, Tetap Segar, dan Cepat Saji
Penyuluh agama sebagai garda terdepan Kementerian Agama terjun langsung di masyarakat untuk menyampaikan informasi pelunasan kepada jemaah haji yang masuk kuota berangkat tahun ini. Kenapa penyuluh agama langsung turun ke lapangan? Karena informasi tidak semua diterima oleh jemaah melalui media sosial dan sebagainya.
Salah satu contohnya, seorang jemaah haji mendaftar 10 tahun lalu dengan menggunakan nomor handphone yang berbeda dengan yang digunakan saat ini sehingga komunikasi terputus antara seksi Penyelengggara Haji dan Umrah tingkat kabupaten/kota. Apalagi misalnya jemaah tidak rajin mengecek estimasi keberangkatan dan tidak melaporkan nomor baru handphonenya.
Turunnya penyuluh agama ke lapangan ada yang disambut baik dan ada yang dapat tanggapan negatif dari jemaah. Ada jemaah yang senang karena mengetahui akan berangkat tahun ini. Ada juga jemaah yang menanggapi kedatangan penyuluh agama dengan tidak baik karena merasa privasinya terganggu.
Beberapa masalah lain yang ditemui penyuluh agama diantaranya ada jemaah yang tidak diketahui keberadaannya oleh tetangga sekitar. Ada jemaah yang sudah wafat tapi belum dilaporkan ke seksi PHU. Ada juga jemaah yang hanya menggunakan alamat di KTP hanya untuk mendaftar haji atau bukan berdomisili sesuai KTPnya. Lain halnya dengan jemaah haji regular yang sudah bergabung dengan KBIHU, mereka selalu diberi informasi oleh pihak KBIHUnya sehingga selalu mendapat bimbingan.
Agar informasi pelunasan segera sampai ke jemaah, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, harus ada integrasi data jemaah haji yang sudah daftar agar diketahui pihak KUA lebih awal. Dengan adanya data ini maka penyuluh sangat mudah untuk menemui jemaah bahkan bisa memberikan bimbingan manasik lebih awal.
Kedua, penyuluh agama perlu dibekali sosialisasi tentang perhajian baik tentang kebijakan terbaru pelunasan yaitu istitha’ah kesehatan terlebih dahulu baru kemudian melakukan pelunasan maupun tentang bagaimana mengetahui estimasi keberangkatan.
Gandeng Mia Ismi dan Haikal Baron, Bintang Indrianto Rilis Album “Cinta Ramadhan”
Penyuluh agama penting juga menyampaikan ke masyarakat bahwa ada aplikasi Pusaka yang berguna untuk mengecek estimasi keberangkatan jemaah haji. Selain sosialisasi dari seksi penyelenggara haji dan umrah, penyuluh harus juga mendapat sosialisasi dari Badan Pengelola Keuangan Haji. Mengapa harus BPKH? Karena di lapangan, sering banyak pertanyaan tentang apa saja komponen dari biaya haji, sehingga jemaah tidak ragu untuk melunasi bahkan keluarganya mau mendaftar haji untuk tahun-tahun selanjutnya
Meskipun musim haji biasanya mulai ramai ketika bulan Ramadan selesai, tugas penyuluh agama dalam mensukseskan penyelenggaraan ibadah haji jauh-jauh hari sebelumnya sudah dilaksanakan yaitu memberi informasi kepada jemaah yang akan berangkat tahun ini. Tugas ini bukan ringan, tapi dengan kerjasama dengan tokoh masyarakat seperti ketua RT dan RW maka diharapkan pelunasan agar segera selesai. (Kemeg RI)
Naif Adnan (Penyuluh Agama Islam Fungsional KUA Pesanggrahan, Jakarta Selatan)
Diskusi tentang inipost