AMPAR.ID, JAMBI – Aktifitas pengeboran minyak mentah (Ilegal Drilling) masih saja terjadi di Jambi. Tutup lobang gali lobang ulah pelaku dilokasi membuat aktifitas tersebut belum maksimal diberantas. Siapa Pembeking?
Kali ini, Denpom/II Jambi berhasil mengamankan dua unit truk Cold Disel Canter warna kuning yang mengangkut 20 ton minyak mentah ilegal asal Bungku, Kabupaten Batanghari yang akan dikirim ke Sumatera Selatan (Sumsel).
Truk yang di amankan dilokasi kemudiaan dibawa ke Markas Denpom/II Jambi kawasan Jelutung dengan dikawal ketat.
Tidak hanya itu, satu unit Kijang Innova warna putih, yang dikemudikan 3 orang yang mengaku oknum wartawan dan LSM juga ikut diamankan diduga mengawal minyak tersebut.
Namun, setelah diperiksa intensif ternyata pengawalan minyak mentah ilegal tersebut dari orang sipil atau masyarakat biasa. Maka dari itu, Denpom/II menyerahkan kasus ini ke Ditreskrimsus Polda Jambi.
Terpisah, Direktur Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda Jambi Kombes Pol Sigit Dany mengatakan, dua Unit Truk tersebut diamankan di Tempino, Kabupaten Muaro Jambi pada Rabu (10/3/2021) sekira pukul 03.00 WIB.
Lanjutnya, dari informasi yang didapat bahwa ada oknum anggota TNI yang akan mengawal BBM Ilegal tersebut, sehingga Denpom/II Jambi langsung turun ke lokasi untuk menindaklanjuti laporan tersebut.
“Pada saat di lokasi tidak ditemukan oknum TNI. Namun demikian ada pemilik minyak yang mengikuti dari belakang yang kemudian saat ini kita amankan ada 4 orang,” Katanya, melansir jambiline.com
Saat ini, BBM dan keempat pelaku diamankan di Mapolda Jambi. Dirinya menjelaskan untuk keempat pelaku merupakan warga luar Provinsi Jambi, yakni warga Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
“Rencananya BBM ini akan dibawa ke Bayung lincir untuk dimasak dan menurut informasi juga kegiatan ini sudah dilakukan beberapa kali oleh pelaku,” katanya.
“Ini akan kita dalami dalam pemeriksaan kepada tersangka baik itu yang berkaitan dengan tindak pidana illegal drilling atau migas maupun mungkin tindak pidana lain yang menyertai,” tutupnya.
(*/Red)
Diskusi tentang inipost