AMPAR.ID, BATANGHARI – Bertambahnya jumlah penduduk dan perubahan pola hidup manusia menyebabkan peningkatan volume sampah dan jenis sampah, serta terjadinya kecenderungan meningkat komposisi sampah anorganik dan penurunan komposisi sampah organik.
Apabila sampah tidak dikelola maka dapat menyebabkan dampak berupa : ganggungan estetika (bau dan pemandangan), potensi pencemaran air dan tanah dan gangguan kesehatan.
Untuk mengurai persoalan sampah, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batanghari terus berupaya dan berinovasi untuk mengurangi volume sampah rumah tangga dan pasar tradisional yang telah diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Kepala bidang (Kabid) pengolahan sampah dan limbah B3 dinas lingkungan hidup (DLH) Kabupaten Batanghari, Zamhuri mengatakan, di tahun 2021 ini, pihak DLH memprioritaskan pengurangan sampah sebesar 24 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen.
“Salah satunya melasanakan kegiatan Pembentukan dan pendampingan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pengelola sampah, bank sampah dan sekolah Adiwiyata”, ujarnya, Senin ((11/01/2021)
Sementara, untuk penanganan sampah dengan cara pengangkutan sampah yang dilakukan oleh tenaga kebersihan lingkungan Batanghari. Namun hal itu baru terlaksana di beberapa titik wilayah saja belum melingkupi semua wilayah desa-desa yang ada di Kabupaten Batanghari
“Namun untuk pengangkutan sampah baru ada di lokasi Muara Bulian, Tembesi dan Sungai Rengas. Hal ini karenakan terkendala biaya operasional, alat angkut dan tenaga kerja,” sambungnya.
Setelah sampah yang dihasilkan rumah tangga dan pasar tradisional tersebut diangkut ke TPA, pihak DLH juga melakukan penataan sampah. Untuk sampah yang sulit untuk didaur ulang atau tidak terpakai sama sekali, maka digunakan sistem sanitary landfill.
“Agar bau sampah tidak terlalu menyengat, DLH juga menanam pohon di sana. Sehingga wilayah tersebut juga menjadi wilayah penghijauan,” sambungnya.
Selain dilakukan penguburan, pihak LH juga mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Pupuk tersebut dapat digunakan untuk pepohonan yang menghias di lingkungan Pemkab Batanghari.
“Pupuknya bisa kita gunakan untuk pohoh di wilayah ruang tata hijau, dan juga tanaman di sekolah-sekolah,” beber Zamhuri.
Zamhuri berharap, kedepannya pengurangan volume sampah semakin tinggi, dan masyarakat diimbau untuk tidak membuang sampah ke sungai dan saluran air, agar terhindar dari pencemaran lingkungan.
“Jika semua memenuhi, kita berharap kedepannya jasa pengangkutan sampah hadir di setiap kecamatan dan desa-desa,” pungkasnya.
(Dewan/Edit: Juanda)
Diskusi tentang inipost