AMPAR.ID – SKK Migas – PetroChina kembali menggelar webinar. Kali ini tajuk yang diangkat yakni UMKM Go Digital di Masa Pandemi Covid-19.
Webinar ini dibuka oleh Adiyanto Agus Handoyo selaku Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, dan turut mengundang beberapa OPD terkait dari Provinsi Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Rabu, (14/10)
Adiyanto Agus Handoyo dalam sambutannya berharap, webinar ini dapat menambah motivasi dan inovasi bagi UMKM, terkhusus yang berada di Provinsi Jambi. Dirinya berharap UMKM tetap produktif di era tatanan baru.
“Meskipun di tengah pandemi, saya berharap UMKM tetap dapat tumbuh subur,” harapnya.
Pada webinar kali ini, SKK Migas – PetroChina juga menghadirkan narasumber terpercaya, Destry Anna Sari selaku Asisten Deputi Pemasaran, Deputi Produksi dan Pemasaran, Kementerian Koperasi dan UKM RI, Ian Agisti Dewi Rani selaku Merchant Community & Engagement Lead – BUKALAPAK, dan Reza Nurhilman selaku Founder ‘Maicih’, Produsen Kripik Singkong – Bandung.
Destry Anna Sari menyebut, Pemerintah Republik Indonesia saat ini menargetkan untuk meningkatkan jumlah usaha menengah. Berdasarkan hasil rapid survey ADB, kondisi UMKM di tengah pandemi cukup mengkhawatirkan.
“Sekitar 18,83 persen produksi dinyatakan terhambat, 22,9 persen penjualan dan permintaan menurun, distribusi juga terhambat sekitar 20,01 persen,” sebutnya.
Dirinya menuturkan, terdapat tiga upaya dari pemerintah untuk mengatasi dampak perekonomian UMKM di tengah pandemi, yakni dengan mitigasi dan survive dengan cara memberikan insentif pajak dan relaksasi dan restrukturisasi kredit, reaktif dengan memberikan pelatihan dan pendampingan, serta redevelop atau sustain dengan mengadakan standarisasi global terhadap pelaku UMKM.
Sementara itu, Ian Agisti Dewi Rani dalam paparan materinya menuturkan, berdasarkan data dari Wearesocial menempatkan Indonesia sebagai negara ke tujuh di dunia yang paling optimis dalam memandang teknologi digital yang mampu membuka peluang daripada ancaman.
“Pertumbuhan e-commerce di Indonesia meningkat pesat, 68 persen dari masyarakat yang terkoneksi merupakan online shopper,” jelasnya.
Selain itu, Reza Nurhilman menyebut di era digital saat ini, guna mempromosikan produk UMKM tidak lagi menggunakan jasa pemberian sampel produk gratis.
“Melalui sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram bahkan Youtube merupakan langkah yang tepat untuk menggenjot sarana promosi,” tutupnya. (*)
Diskusi tentang inipost