AMPAR.ID – Bulan suci Ramadan akan tiba dalam hitungan hari. Bagi umat Islam di Indonesia, menjelang Ramadan momen yang biasa dilakukan adalah ziarah kubur. Ziarah kubur juga biasa dilakukan usai saat Idul Fitri.
“Di tanah air kita ini, begitu di bulan Syaban atau pertengahan Syaban, menjelang Ramadan atau usai Ramadan, orang-orang biasanya melaksanakan ziarah kubur,” ujar pengajar di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ), Firman Arifandi, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (26/3/2021).
Secara prinspip, ziarah kubur itu sunah. Sebagaian ulama memperbolehkan mereka yang mentradisikan ziarah kubur, baik jelang Ramadan atau pun saat Idul Fitri.
“Secara dalil, memang tidak ada ziarah kubur itu harus bulan Ramadan. Namun, para ulama mengambil dalil dari qiyas. Qiyasnya atau analoginya adalah berangkat dari hadis atau riwayat di mana Rasulullah SAW membiasakan ziarah ke Masjid Quba setiap Sabtu,” ujar Firman.
Dari situ, kata Firman, para ulama mengatakan segala amaliah-amaliah yang saleh atau baik yang tidak ada caranya secara eksplisit dalam Alquran maupun hadis, diperbolehkan bagi kita untuk mengkhususkan ziarah pada hari-hari tertentu.
“Sepanjang ziarah kubur nggak neko-neko. Hanya mendoakan ahli kubur, setelah itu selesai. Itu hukumnya sunah. Orang boleh saja mentradisikannya. Yang menjadi catatan adalah ketika seorang mewajibkannya,” kata Firman.
Mengingat Akhirat

Firman Arifandi juga menjelaskan, dalam hadis riwayat Muslim, ziarah kubur itu memang disyariatkan. Pada awal-awal, Rasulullah SAW sempat melaarang orang melakukan praktik ziarah kubur. Larangan itu kemudian diperbolehkan oleh Rasulullah.
“Dulu saya pernah melarang kalian ziarah kubur, maka saat ini berziarahlah,” kata Arif mengutip hadis riwayat Muslim.
Lulusan International Islamic University Islamabad, Pakistan, ini menambahkan, mengapa dulu Nabi Muhammad melarang ziarah kubur, karena takut adanya kemusyrikan-kemusyrikan dan meratapi kesedihan dan berkata buruk.
Mengapa kemudian ziaarah kubur diperbolehkan? Dalam hadis riwayat Hakim dikatakan, “Dulu saya melarang kalian ziarah kubur, tapi sekarang ziarahlah. Datangilah kuburan-kuburan itu, karena ziarah kubur itu dapat melunakkan hati, menitikkan air mata, mengingatkan kita kepada akhirat. Dan janganlah berkata buruk saat ziarah kubur.”
Ini Makna Ziarah Kubur Menjelang Ramadan, Bisa Memberi Bekal Kepada Anggota Keluarga yang Meninggal
Begitupun seperti yang dikutip Ampar.id dari laman Zona Periangan, Ada tradisi di masyarakat, jika menjelang Bulan Ramadan tiba, sering melakukan ziarah kubur.
Sebelum Ramadan, mereka mendatangi pemakaman, bebersih area sekitar kuburan, lantas memanjatkan doa untuk keluarga yang sudah meninggal.
Tradisi ziarah kubur menjelang Ramadan itu, manfaatnya tidak hanya bagi yang melaksanakan tapi juga dirasakan oleh roh orang yang sudah meninggal.
Ketika Ramadan datang, semua roh yang berkumpul di Lauh Mahfuzh biasanya sangat senang. Karena mereka bisa berkunjung ke Bumi.
Namun, tidak semua roh di Lauh Mahfuzh bisa pulang ke Bumi saat Ramadan datang, ada juga yang tidak diizinkan.
Semua itu tergantung amalan yang dimiliki masing-masing roh selama menjalani kehidupan.
Roh yang diizinkan pulang adalah karena amalan baik mereka semasa hidup atau karena ada anak anak yang mendoakan mereka.
Lantas apa saja yang akan dialami roh–roh yang diizinkan Allah SWT untuk berkunjung ke Bumi? Berikut penjelasannya dari berbagai sumber:
1. Hal pertama yang mereka lakukan adalah pergi ke tanah perkuburan untuk melihat jasad mereka di sana.
2. Kemudian mereka akan pergi ke rumah anak-anak mereka.
3. Mereka akan mengunjungi orang yang mendapat warisan mereka.
4. Mendatangi ke rumah orang yang mendoakan mereka dengan harapan keluarga yang mereka lawati itu memberi hadiah untuk kembali ke Lauh Mahfuzh.
Aktivitas kunjungan roh–roh itu terus berlangsung hingga tiba Hari Raya Idul Fitri.
Pada saat itu mereka akan mengucap selamat tinggal kepada jasad dan pulang kembali ke Lauh Mahfuzh dengan bekal yang didapatkan dari keluarga mereka yang masih hidup.
Orang yang melakukan kesalahan semasa hidupnya bisa dibantu dengan doa dari orang-orang yang masih hidup.
Untuk itu, biasakanlah mengirim doa-doa untuk memberi bekal kepada keluarga yang telah meninggal.***
Sumber: Liputan6.com_ZonaPriangan
Diskusi tentang inipost