• Ampar
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Perlindungan Wartawan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
Berita Media Online
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • NEWS
    • DAERAH
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
  • PARLEMEN
  • EKONOMI & BISNIS
    • OTO & TEKNO
  • HUKUM & KRIMINAL
    • KABAR TNI – POLRI
  • OPINI
  • TREND
    • SPORT
    • RELIGI
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
  • BENGKULU
    • KAUR
    • LEBONG
    • REJANG LEBONG
    • BENGKULU SELATAN
    • SELUMA
    • KEPAHIANG
    • MUKOMUKO
  • SUMSEL
    • MUSI BANYUASIN
  • Lainnya..
    • PENDIDIKAN
  • NEWS
    • DAERAH
    • NASIONAL
    • INTERNASIONAL
  • PARLEMEN
  • EKONOMI & BISNIS
    • OTO & TEKNO
  • HUKUM & KRIMINAL
    • KABAR TNI – POLRI
  • OPINI
  • TREND
    • SPORT
    • RELIGI
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
  • BENGKULU
    • KAUR
    • LEBONG
    • REJANG LEBONG
    • BENGKULU SELATAN
    • SELUMA
    • KEPAHIANG
    • MUKOMUKO
  • SUMSEL
    • MUSI BANYUASIN
  • Lainnya..
    • PENDIDIKAN
Berita Terbaru
  • NEWS
  • PARLEMEN
  • EKONOMI & BISNIS
  • HUKUM & KRIMINAL
  • OPINI
  • TREND
  • BENGKULU
  • SUMSEL
  • Lainnya..

Kisah Pedih Ronggolawe, Tewas di Sungai Dalam Duel dengan Kebo Anabrang

2021-06-19
Foto: Ilustrasi

Foto: Ilustrasi

ShareTweetSendSendText

AMPAR.ID – RANGGALAWE atau Ronggolawe adalah putra dari Arya Wiraraja, Bupati Songeneb atau Sumenep di Pulau Madura. Ranggalawe dan ayahnya datang membantu Raden Wijaya yang sedang membuka hutan di dekat Sungai Brantas pada 1292. Hutan inilah yang nantinya menjadi lokasi berdirinya Kerajaan Majapahit.

Nama Rangga Lawe merupakan pemberian Raden Wijaya berkaitan dengan penyediaan 27 ekor kuda dari Sumbawa sebagai kendaraan perang Raden Wijaya dan para pengikutnya dalam perang melawan Jayakatwang raja Kadiri.

Bisa juga mempunyai arti rangga berarti kuda dan Lawe merupakan sinonim dari wenang, yang berarti “benang” atau dapat juga bermakna “kekuasaan” atau kemenangan. Ranggalawe kemudian diberi kekuasaan oleh Raden Wijaya untuk memimpin pembukaan hutan tersebut.

Penyerangan terhadap ibu kota Kadiri oleh gabungan pasukan Majapahit dan Mongol terjadi pada tahun 1293. Ranggalawe berada dalam pasukan yang menggempur benteng timur kota Kadiri. ia berhasil menewaskan pemimpin benteng tersebut yang bernama Sagara Winotan.

Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit. Dalam Kidung Ranggalawe, atas jasa-jasanya dalam perjuangan, Ranggalawe diangkat sebagai bupati Tuban yang merupakan pelabuhan utama Jawa Timur saat itu.

Namun, Ranggalawe tidak puas karena merasa ia seharusnya mendapatkan posisi yang lebih tinggi. Ranggalawe semakin kesal setelah Nambi diangkat sebagai rakryan patih, jabatan paling tinggi dalam struktur pemerintahan kerajaan di bawah raja. 

Bacajuga

Candi Solok Sipin Disebut Memiliki Kesamaan dengan Candi Muarojambi, Kok Bisa

Sejarah dan Makna 1 Muharram Bagi Umat Islam

Kisah Sahabat Nabi: Umar bin Khattab, Awalnya Benci Lalu Membela Islam

“Oh Mama… Oh Papa…” Kisah: Nafsumu Butakan Hati dan Batinmu

Posisi rakryan patih seharusnya diserahkan kepada Lembu Sora yang dinilainya jauh lebih berjasa daripada Nambi. Lembu Sora, yang merupakan paman Ranggalawe, ternyata tidak sepakat demi mematuhi perintah raja. Lembu Sora kemudian menasihati Ranggalawe agar memohon maaf kepada raja. Namun, Ranggalawe enggan dan memilih pulang ke Tuban. 

Pararaton menyebut pemberontakan Ranggalawe terjadi pada tahun 1295, namun dikisahkan sesudah kematian Raden Wijaya. Pemberontakan tersebut bersamaan dengan Jayanagara naik takhta.

Dalam Nagarakretagama, Raden Wijaya meninggal dunia, digantikan kedudukannya oleh Jayanagara terjadi pada tahun 1309.

Namun Nagarakretagama juga mengisahkan bahwa pada tahun 1295 Jayanagara diangkat sebagai yuwaraja atau “raja muda” di istana Daha.

Di Kidung Panji Wijayakrama dan Kidung Ranggalawe dengan jelas menceritakan bahwa pemberontakan Ranggalawe terjadi pada masa pemerintahan Raden Wijaya, bukan Jayanagara.

Slamet Mulyana dalam Tafsir Sejarah Nagarakartagama (2006), mengutip Kidung Ranggalawe, menuliskan bahwa peperangan dalam pemberontakan Ranggalawe terjadi di sekitar Sungai Tambak Beras, Jombang.

Atas perintah Raden Wijaya, Nambi ditemani Kebo Anabrang dan Lembu Sora memimpin pasukan Majapahit menuju Tuban untuk menghukum Ranggalawe.

Di Tuban, Ranggalawe yang mengetahui bahwa ada pasukan yang dikirim untuk menyerangnya, ia segera mempersiapkan diri. Ia kemudian membawa pasukannya untuk menghadang rombongan Nambi di Sungai Tambak Beras.

Terjadilah peperangan sengit. Ranggalawe berhasil menikam kuda yang ditunggangi Nambi, namun Nambi masih selamat.

Kebo Anabrang, panglima perang Majapahit mengambil-alih pimpinan perang pasukan Majapahit. Ia memerintahkan pasukannya untuk mengepung pasukan Ranggalawe dari tiga penjuru arah mata angin: timur, barat, dan utara. Taktik tersebut belum mampu mengungguli pasukan Ranggalawe.

Kebo Anabrang memacu kudanya namun dikejar oleh Ranggalawe. Namun, dalam pengejaran itu, kuda Ranggalawe terjatuh dan tercebur ke Sungai Tambak Beras.

Melihat Ranggalawe jatuh di sungai, Kebo Anabrang bergegas turun dari kudanya dan menghampiri lawannya itu. Pertarungan satu lawan satu pun tak terelakkan terjadi di Sungai Tambak Beras. Dalam suatu kesempatan, Kebo Anabrang yang lebih piawai bertarung di derasnya arus sungai mampu mencekik leher Ranggalawe

Ranggalawe sekarat dan akhirnya mengembuskan napas terakhir. Lembu Sora yang melihat kejadian itu tidak mampu mengendalikan diri. Lembu Sora memang berada di kubu Majapahit, tapi Ranggalawe adalah keponakan tercintanya. 

Lembu Sora menikam Kebo Anabrang sampai mati. Kebo Anabrang dan Ranggalawe sama-sama tewas di Sungai Tambak Beras yang banjir darah akibat duel dua ksatria tersebut. 

Jenazah Adipati Ranggalawe dan Kebo Anabrang disucikan, dibakar, kemudian abunya dibuang ke laut.


Sumber: Okezone

Kata kunci: Kebo AnabrangKerajaan MajapahitKisah MajapahitMajapahitRanggalaweRonggolaweSejarah
Berita sebelumnya

Di Kota Jambi, Pembuatan E-KTP dan KK Ramai Jelang PPDB-Online

Berita selanjutnya

Kapal Pengangkut Sembako ke Kepri Tertahan di Pelabuhan Jambi, Wabup Lingga Angkat Suara

Berita Terkait

Candi Solok Sipin, di Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipi, Kota Jambi/ AMPAR

Candi Solok Sipin Disebut Memiliki Kesamaan dengan Candi Muarojambi, Kok Bisa

2022-11-07
Foto: Istimewa

Sejarah dan Makna 1 Muharram Bagi Umat Islam

2021-08-09
Kisah sahabat nabi, Umar bin Khatab (Ilustrasi: Fauzan Kamil/detikcom)

Kisah Sahabat Nabi: Umar bin Khattab, Awalnya Benci Lalu Membela Islam

2021-08-09
Foto: Istimewa

“Oh Mama… Oh Papa…” Kisah: Nafsumu Butakan Hati dan Batinmu

2021-07-02
Tangkapan layar media sosial

Seangkatan Kiai Hasyim Asy’ari, Ulama Banten Berusia 154 Tahun Ini Hebohkan Warganet

2021-06-21

Jadilah Pedang:
Ditempa Agar Berkualitas

2021-06-21
Foto: Ilustrasi

Hukum Pejamkan Mata Saat Doa dan Zikir, Begini Penjelasannya?

2021-06-17

Bangkitkan Semangat Generasi Muda Teater Jambi, FKIP Unbari Gelar ‘Ayahku Pulang’ di TBJ

2021-06-11
Foto: Istimewa

Nama Ini Terjelek di Sisi Allah SWT, Begini Anjuran Memberi Nama Anak Yang Baik

2021-06-11
Ilustrasi pemandangan wilayah Kalimantan Timur dilihat dari udara Foto : Indonesia Report

Menguak Calon Jantung Ibu Kota RI, Merupakan Tempat Kerajaan Iblis Atau Sering Disebut ‘Segitiga Setan’

2021-05-09
Berita selanjutnya

Kapal Pengangkut Sembako ke Kepri Tertahan di Pelabuhan Jambi, Wabup Lingga Angkat Suara

Ketua DPRD Edi Purwanto Minta Pemerintah Susun RPJMN Sesuai Kebutuhan dan Permasalahan Daerah

Dharma Wanita Disdik Provinsi Jambi Salurkan Bantuan untuk Korban Kebakaran Mendahara

Heboh! Kapal Kargo Angkut Sembako ke Tanjabtim dan Kepri Ditahan di Pelabuhan Pasir Jambi, Kok Bisa

Kamu Warga Jambi Sudah Nangkring di News Cafe Belum

Diskusi tentang inipost

TERHANGAT

AKBP Mat Sanusi Terpilih Jadi Ketua Umum KONI Provinsi Jambi

2025-06-30

14 Nama Lolos Seleksi Tahap Awal Calon Komisaris dan Direktur BUMD PT JII, Lanjut Psikotes dan Tes Tertulis 

Kritik Pedas Ketua KAD Jambi Soal Seleksi Calon Komisaris dan Direktur BUMD PT JII

Wajib Diketahui, Ternyata Tidur yang Benar Menurut Rasulullah adalah Tidur Miring ke Kanan

Viral Video Syur Mirip Gisel, Tagar Cowonya Ikut Trending di Twitter

CEK FAKTA: Pembangunan TUKS PT SAS Seluas 70 Hektar di Kelurahan Penyengat Rendah

3 Cara Mengetahui Ahlak Seseorang dari Ummar Bin Khattab

Info Orang Hilang! Ahmad Harid Melandry Warga Kampung Isteri Gubernur Jambi Sudah 2 Minggu Tidak Pulang

Inilah 3 Jenis Ujian dalam Kehidupan, Jika Telah Melewati Ujian yang Ketiga Selamat Anda Luar Biasa!

Sejarah Peristiwa Karbala Pada Masa Kekhalifahan Islam

IKLAN & PROMOSI

VIDEO

https://www.youtube.com/watch?v=tPKGo5HU55c

KALENDER

Juli 2025
SSRKJSM
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031 
« Jun    
Sedang diputar

VIDEO: Detik-detik Jembatan Putus di Terjang Banjir

Jembatan Desa bayur, Merangin hanyut terbawa arus sungai/ (Foto: Nda/Ampar)

VIDEO: Detik-detik Jembatan Putus di Terjang Banjir

DAERAH

VIDEO: Warga Protes Truk Batubara Masuk Kota Jambi

NEWS

Al Haris Tinjau Vaksinasi Pelajar Adhiyaksa Jambi

NEWS

Terekam CCTV, OTK Curi Spanduk HIMSAR Gagalkan Musyarawah

NEWS

[Ampar TV] Di Jambi, Gerakan Sejuta Vaksinasi Dalam Sehari Dipusatkan di Tanjabbar

NEWS
Berita Media Online

Copyright @ 2024 Ampar.id - PT Media Ampar KJA . Supported by Ara.

INFORMASI

  • Ampar
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Perlindungan Wartawan
  • Redaksi
  • Tentang Kami

IKLAN & KERJA SAMA : 0852-1945-6475

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Ampar
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Perlindungan Wartawan
  • Redaksi
  • Tentang Kami

Copyright @ 2024 Ampar.id - PT Media Ampar KJA . Supported by Ara.