AMPAR.ID, Jambi – Minyak goreng di Jambi hingga ke pelosok-pelosok desa kini masih sulit di jumpai.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Sub Direktorat I Indagsi Reskrimsus Polda Jambi, AKBP Wahyu Bram.
“Minyak goreng curah lebih banyak dari pada minyak goreng kemasan. Kalau masyarakat mau menggunakan minyak goreng curah udah cukup itu,”ujarnya, Kamis (17/3).
Kata Bram, minyak goreng kemasan itu barang terbatas, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan minyak goreng untuk se- Provinsi Jambi.
“Minyak goreng kemasan yang masuk ke Jambi itu minim,”katanya.
Ia menyampaikan, bahwa ia menyarankan masyarakat untuk menggunakan minyak goreng curah.
“Ya karena itu barangnya pasti ada. Karena berlebih. Kalau yang kemasan itu memang kurang sekali barangnya,”jelasnya.
Ia juga mengakui, minyak goreng produksi Jambi sendiri masih aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Jambi.
“Kalau untuk satu Provinsi tidak bisa memenuhi. Andalan kita itu minyak goreng curah,”ungkapnya.
Sebelumnya, minyak goreng terpantau masih langka di Jambi, hal ini dibenarkan oleh warga. Padahal kebutuhan warga terhadap minyak goreng menjelang memasuki bulan suci ramadhan meningkat.
Bahkan sejumlah Alfamart terpantau kosong, dan juga toko kelontong mengalami hal yang sama.
Dikatakan Osiana, warga Talang Bakung, masih sulitnya mendapatkan minyak goreng dikeluhkannya.
“ya kabar nya sudah normal, faktanya di lapangan masih sulit mencari,”ujarnya kepada media ini, Sabtu (12/3)
Selain langka, kata Osiana, minyak goreng pun di jual dengan harga sedikit tinggi Rp 18-20 per-/liter padahal normalnya harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu-/liter.
Disebutkannya, jika warga ramai mencari minyak goreng di Indogrosir Pall 10, namun tidak bisa mendapatkannya.
“Beli minyak goreng di Indogrosir grosir warga harus punya kartu member, padahal warga jauh datang kesini”, ujar Osiana yang juga ikut mengantri di lokasi.
Warga lain dari Merangin, juga mengeluhkan hal yang sama.
“Minyak goreng di Jangkat-Jangkat Timur harga masih sangat tinggi dirasakan dikalangan masyarakat menengah kebawah,” ujar Samsurial, warga setempat.
Dikatakannya, harga minyak goreng dijual pedagang dengan harga Rp 20 ribu-/liter, untuk minyak goreng kemasan.
Sementara itu, kata dia, harga minyak goreng kiloan dibandrol pedagang dengan harga Rp 24 per-/kg.
Keluhan akan langka dan tingginya harga minyak goreng menjelang memasuki bulan Ramadhan sangat dirasakan masyarakat pedesaan.
“ya bagaimana kami yang di pelosok ini, mau tidak mau harus beli untuk kebutuhan sehari-hari”,tambahnya.
Warga berharap pemerintah dapat menstabilkan lagi minyak goreng di pasaran. (San)
Diskusi tentang inipost