AMPAR.ID, JAMBI – Cabang olahraga gulat Jambi berlatih dengan segala keterbatasan. Mulai dari perlengkapan latihan hingga asupan gizi yang seadanya.
Pelatih gulat Pengprov PGSI Jambi Ardiman, mengatakan sudah lama tidak ada pengurus yang dikomandani Kajati Jambi datang meninjau latihan atlet-atlet gulat menjelang PON XX di Papua.
“Sudah lama anak-anak memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Mereka harus pintar-pintar mengatur keuangannya untuk memenuhi kebutuhan harian dan untuk latihan,”jelasnya.
Senada juga diungkapkan Edi Wibowo. Peraih emas di PON XIX/Jabar lalu ini mengungkapkan bahwa uang harian yang Rp50 ribu untuk vitamin saja tidak cukup. “Sekarang kami lah yang harus lihai mengatur. Bahkan gaji di tempat kerja kami lah terpaksa kami sisihkan untuk kebutuhan latihan,”tuturnya.
Hal itu juga disampaikan Indri. Atlet putri yang sudah empat kali memperkuat Jambi di PON ini mengungkapkan bahkan uang harian Rp50 ribu dari KONI itu hanya cukup untuk laundry.
Tak hanya itu peralatan untuk angkat beban juga tidak lagi memenuhi syarat. Idealnya untuk angkat beban dua kali dari berat badan atlet. “Lha ini, barbel yang ada tidak sampai 200 kg. Gimana mau latihan maksimal,”imbuh Ardiman.
Tak hanya itu, lawan latih tanding atau sparing pun tidak bisa ideal. “Kami hanya bisa sparing dengan kawan sendiri atau adik-adik. Dan ini sangat jauh dari memadai untuk bisa menghadapi multieven nasional ini,”jelas Indri.
Tapi, lanjut Edi Wibowo, dia dan lima atlet gulat lainnya tetap melakukan latihan dengan maksimal. “Ini tanggung jawab kami sebagai atlet. Apalagi kami sudah lama ada di dunia olahraga. Kami tumbuh dan besar di gulat dan olahraga Jambi. Kami tetap siap membela nama Jambi,”beber Edi Wibowo yang sukses merebut perak meski lolos non medali di PON XIX/Jabar. (Ashar/min)
Diskusi tentang inipost