Saat ini tengah dibangun 14 Unit Sekat kanal, 80 Sumur Bor dan 30 Paket Revitalisasi Ekonomi di wilayah Muaro Jambi, Sebagai Upaya Mecegah Terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan.
AMPAR.ID – Inovasi baru berupa Sekat Kanal Beton Precast untuk memaksimalkan Rewetting adalah pembasahan kembali area lahan gambut menjadi fokus utama Badan Restorasi Gambut (BRG RI) sedari dini mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di wilayah jambi bagian timur.
Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead didampingi Ahmad Bestari Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jambi, melakukan monitoring langsung ke area pembangunan Sekat Kanal Beton Precast di Desa Seponjen Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi, pada jum’at (4/9)
“Ini kita lihat bekas kebakaran di tahun 2019, dengan adanya sekat kanal adalah salah satu upaya untuk mencegah membasahi gambut sehingga pada musim kemarau seperti sekarang ini sudah september, alhamdulillah terobosan sekat kanal tanahnya lumayan basah karena airnya dapat naik”,Kata Nazir Foead
“Sekat kanal ini baru dibuat dengan beton akan lebih kuat upaya untuk pemeliharaannya, pembangaunan memang butuh waktu 1 (satu) bulan menunggu betonya kering, tetapi akan kuat, karena disini kawasan konservasi maka akan ditutup mati tanpa jalur air lewat,” Tambhanya
Menurut Nazir Foead, sekat kanal beton ialah inovasi dan terobosan baru yang diharapkan mampu bertahan hingga 10 tahun tanpa memerlukan perawatan, berarti dengan kualitas sekat lebih efektif menahan air dibandingkan sekat kanal berbahan kayu.
“Kalau sekat kanal dari kayu itu efektif namun membutuhkan pemeliharaan tahunan, dari pengalaman kita sekira dua tahun sekali kayu lapuk dan harus diganti yang permukaan atas, untuk permukaan bawah mungkin masih bisa bertahan beberapa tahun lagi,”jelasnya
“Kalau dengan beton saya kira 10 tahun tidak membutuhkan perawatan berarti, ini adalah terobosan baru dari rekan-rekan Engginer BRG dan LHK. Tentunya bisa menjadi model untuk sekat di kanal-kanal kawasan konservasi,” terangnya
Sementara itu, Cut Afitatul Aini Senior Engineering BRG menuturkan sekat kanal diberi nama sekat kanal beton precast karena proses pencetakan beton diluar tempat pemasangan.
“Sekat kanal ini, kita sebut precast karena proses pencetakan diluar tempat pemasangannya. Ada beton-beton yang didirikan pertama kita cetak dulu yang model PVC, kita runcingkan bawahnya kita kasih besi untuk penguat ketika ditumbuk ataupun diinjak, dan ketika dipasang ada tekanan air dan tekanan tanah dia tetap kuat,”jelasnya
Untuk pengeringan betonnya membutuhkan waktu hingga 28 hari, tapi 21 hari sudah bisa kita pakai. Setelah dikeringkan dipindahkan untuk dipasang seperti yang kita lihat lalu diberi lapisan Waterproof, sehingga air tidak bisa lagi ke hilir,” tukasnya
“Terakhir dilapisi tanah timbun, baik tanah mineral dari luar atau gambut setempat yang sudah matang, fungsinya memperkuat sekat dan tanah yang masih labil. Nah, harapannya pipa-pipa ini jauh lebih kuat dibandingkan kayu yang biasa kita pakai, juga perawatan tidak terlalu banyak,” Pungkasnya
Selain meninjau sekat kanal pra cetak PVC beton bertulang tanpa pelimpasan, Kepala BRG beserta rombongan juga berkunjung ke Command Center CCTV Asap Digital di Markas Polda Jambi.
Dititik lokasi kamera pengawas Api di kawasan Tahura Orang Kayo Hitam Desa Seponjen Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi, Kepala BRG menguraikan bahwa kamera itu dapat memantau dengan radius bisa mencapai 4 kilometer atau sekitar 5000 hektar
“Tower itu adalah terobosan dari kawan-kawan Telkomsel, Polda dan Dinas Kehutanan berupa pemasangan kamera pengawas (CCTV).
Belajar dari pengalaman kebakaran yang kita perlu langsung memonitor deteksi cepat seperti perintah presiden.
Radiusnya bisa mencapai 4 kilometer atau sekitar 5000 hektar yang mampu diawasi satu tower, kita dukung atas rekomendasi pak kadis kehutanan kita dukung dari BRG bekerja sama tentu dengan Polda Jambi dan telkomsel terpasangnya di Tahura Orang kayo Hitam. Dengan begitu akan langsung kelihatan secara kasat mata melalui citra satelit karena ada CCTV,” Terang kepala BRG RI Nazir Foead.
Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia (BRG), yaitu lembaga nonstruktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BRG dibentuk pada 6 Januari 2016, melalui Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut. BRG bekerja secara khusus, sistematis, terarah, terpadu dan menyeluruh untuk mempercepat pemulihan dan pengembalian fungsi hidrologis gambut yang rusak terutama akibat kebakaran dan pengeringan.
BRG mencakup program 3R, selain revitalization yaitu Rewetting adalah pembasahan kembali dengan pembangunan sekat kanal, pembangunan sumur bor dan upaya lain yang mendorong basahnya lahan gambut. Sementara revegetation adalah penanaman kembali melalui persemaian, penanaman dan regerenasi alami.
Sebelumnya….
Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jambi Ahmad Bastari Menyampaikan Bahwa Sejak Tahun 2017 Hingga Tahun 2019 Di Provinsi Jambi Sudah Melakukan Kegiatan Rewetting (Pembangunan Sekat Kanal) Sejumlah 589 Unit, Sumur Bor 586 Unit, Penanaman Kembali Seluas 175 Hektar Dan Kegiatan Revitalisasi Ekonomi Masyarakat Sejumlah 64 Paket Kegiatan.
“Semua Kegiatan 3R Yang Saya Sampaikan Tadi Di Atas Semuanya Dilakukan Oleh Kelompok Masyarakat Jambi Tidak Ada Kegiatan Yang Kontraktual Tidak Ada Yang Dikerjakan Oleh Perusahaan” Kata Ahmad Bestari, saat mendampingi kepala BRG
Ahmad Bastari Menambahkan, Bahwa Seluruh Kegiatan Tersebut Dilakukan Oleh Masyarakat Sendiri Tidak Ada Kegiatan Yang Kontraktual Oleh Perusahaan, Kegiatan Itu Melibatkan 130 Kelompok Masyarakat (Pokmas) Di Seluruh Provinsi Jambi.
“Kalau Kita Kalikan Rata-Rata Saja Pak Masing-Masing Pokmas Terdapat 15 Orang Jadi Menyerap Tenaga Kerja Lebih Kurang Itu 1950 Orang Jadi Ini Sejalan Dengan Perintah Bapak Presiden Bagaimana Menggerakkan Perekonomian Masyarakat” Jelasnya. (dr)
Untuk tahun 2020, Kegiatan restorasi gambut di provinsi Jambi akan membangun 14 unit sekat kanal, 80 sumur bor dan 30 paket revitalisasi ekonomi.
Ahmad Bestari juga mengatakan Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2020 ini merupakan pemeliharaan dan perbaikan baik kegiatan infrastruktur pembasahan gambut (IPG) dan revegetasi. jumlah IPG yang dipelihara meliputi total 488 unit sekat kanal yang diantaranya telah diperbaiki 14 unit sekat kanal, 586 unit pemeliharaan sumur bor dan 75 hektar pemeliharaan revegetasi.
Namun hingga kini belum diketahui sumber dan berapa dana pembangun tersebut? (*)
Reporter : Datut Rakash
Editor : Juanda Prayetno
Diskusi tentang inipost