AMPAR.ID, Jakarta – Pemerintah dengan tegas melarang kegiatan mudik jelang hari raya Idul Fitri 2021. Adapun larangan mudik tersebut berlaku dari tanggal 6 – 17 Mei 2021.
Sebanyak 381 posko dan ratusan personel dikerahkan untuk berjaga di posko-posko penyekatan mudik.
Larangan mudik bertujuan untuk menekan penyebaran virus Covid-19 yang dikhawatirkan semakin meningkat pasca lebaran nanti.
Namun di sisi lain, pemerintah terkesan tidak konsisten karena memperbolehkan WNA dan TKA dari luar negeri untuk masuk ke Indonesia.
Bahkan, salah satu maskapai penerbangan membuka jalur penerbangan pesawat carter rute Wuhan-Jakarta.
Hal inipun ditanggapi oleh budayawan dan seniman Sujiwo Tejo. Ia mengajak masyarakat tidak perlu marah dan pusing dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak konsisten.
Menurutnya, jika masyarakat bisa tertawa dengan berita babi ngepet, maka orang-orang juga boleh tertawa dengan kebijakan pemerintah.
“Ini kan demokrasi ya, kalau orang bisa ketawa melihat babi ngepet, kita juga ketawa melihat ini (kebijakan). Ini nggak boleh (mudik), yang itu boleh (WNA), kita ketawain aja kayak ngeliat babi ngepet,” kata Sujiwo Tejo saat menjadi narasumber di salah satu stasiun TV nasional.
Lebih lanjut, terkait dengan himbauan pemerintah yang melarang mudik, Sujiwo Tejo juga menilai pesan tersebut tidak sampai ke masyarakat. Penyebabnya tidak lain karena inkonsistensi yang membuat masyarakat juga acuh dan abai.
“Pesan itu nggak sampai ke masyarakat. Buktinya ini boleh, ini nggak boleh, pesawat dari Wuhan boleh, India sebagian masuk,” lanjutnya.
Sementara itu, penyekatan mudik sejauh yang dilakukan pemerintah memang memberikan efektif menurunkan angka pemudik. Tapi kenyataannya masih banyak warga yang nekat curi start mudik hingga mencoba mengelabui aparat dengan berbagai macam cara.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengakui ada prediksi 7 persen atau 18 juta warga akan tetap pulang kampung tahun ini.
Sumber: Medcom
Diskusi tentang inipost