AMPAR.ID, Jambi – Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi menjadi Pembicara pada Alliance, ICLEI Developing Plastic Waste-Free Cities Webinar yang bertempat di Ruang Pola Kantor Walikota Jambi, Kamis (04/02/2021).
Wawako Maulana mengatakan, saat ini Pemkot diberikan kesempatan untuk menjadi salah satu narasumber sekaligus menyampaikan Kota Jambi menjadi salah satu kota yang terbebas dari sampah plastik.
“Saat ini kita diberikan kesempatan menjadi narasumber sekaligus menyampaikan Kota Jambi menjadi salah satu Kota bebas dari sampah plastik,”ujarnya.
Kota yang terbebas dari plastik adanya regulasi Pemerintah Perwa 61 tahun 2018 tentang pembatasan plastik di swalayan atau minimarket.
“Kota terbebas dari plastik adanya regulasi pemerintah Perwa 16 tahun 2018 mengenai pembatasan penggunaan plastik di swalayan,”katanya.
Pengembangan TPS 3R akan terus dinaikan, pihaknya akan mencoba file project untuk 2 kecamatan sebagai pelaksana penanganan sampah secara keseluruhan baik itu organik maupun non organik.
“Jadi 2 kecamatan ini nanti sebagai file project, supaya jalur rentan kendalinya lebih pendek dan pengawasannya lebih mudah,”jelasnya.
Saat ini, pihaknya terus berusaha untuk memisahkan antara sampah organik dan non organik secara teknis yang akan terus di kembangkan melalui dinas lingkungan hidup.
“Kita akan terus berusaha memisahkan sampah organik dan non organik yang akan di kembangkan melalui dinas lingkungan hidup,”ucapnya.
Pemkot Jambi akan mengajukan proposal untuk diberikan bantuan. Ada 3 tipe, ada yang green, lunch, covanding, untuk pengembangan pembatasan plastik di kota Jambi.
“Ini sebuah peluang untuk pemkot Jambi karena kita diberikan kesempatan,”kata Maulana.
Di Indonesia cuma ada 2, ada di Malaysia dan di thailand, beberapa kota di dunia pihaknya bersaing untuk bisa mendapatkan bantuan pendanaan terkait dengan peningkatan kota Jambi sebagai kota yang terbebas dari plastik atau ramah lingkungan untuk pengendalian sampah plastik.
“Sampah untuk di kota Jambi perhari mencapai 423 ton, kemudian 60% organik, 14% plastik sekitar 59,22 ton per hari dan kini sudah mempunyai potensi ekonomi yaitu dengan mengaktifkan 3R, plastik yang harus dikumpulkan karena nantinya akan mempunyai nilai jual,”bebernya
Pemkot saat ini membutuhkan armada untuk mengangkut sampah, dimana armada ini nantinya akan di pisah, armada untuk sampah organik dan non organik.
“Kepala dinas LH saat ini sedang menyiapkan itu semua, supaya nantinya betul betul sampah plastik itu selesai di tingkat minimal itu bank sampah,”cetusnya.
Sampah yang akan di kirim ke TPA Talang Gulo yakni, Sampah yang organik sehingga akan diolah menjadi gas bahan metan.
“Jadi yang dikirim ke TPA talang gulo itu murni yang organik, sehingga diolah menjadi gas metan,”jelas Maulana.
Kendala dari pihak pemkot itu sendiri yakni, pemisahan dari tingkat rumah tangga yang masih rendah, sampah sampah di rumah tangga masih bercampur sehingga saat di buang di TPS itu masih bercampur.
“Untuk lakukan itu semua membutuhkan anggaran yang besar, kondisi eksisting kota Jambi kemudian memberikan peluang peluang di bidang nilai nilai dari plastik menajadi gas metan,”kata Pasha diwakili Maulana
Pihaknya telah diberikan batas waktu sampai pertengahan maret untuk mengajukan Proposal.
Ditambahkan Maulana, Untuk 2 kecamatan yang akan menjadi file project, pihaknya belum memutuskan dan akan dirapatkan terlebih dahulu.
“Tentu akan dipilih kecamatan dengan jumlah sampah terbanyak, populasinya juga banyak dan ulasannya cukup luas,”terangnya.
Semua itu nanti akan diuji cobakan karena, kalau di pindahkan secara langsung 11 kecamatan, sedangkan sampah 1 hari tidak diangkut mencapai 423 ton.
“Nantinya kadis LH akan terus memantau proses dari itu semua,”pungkasnya.(adv)
Diskusi tentang inipost