BENGKULU, AMPAR.ID – Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu baru-baru ini melakukan monitoring dan membahas isu penurunan dividen dari PT. Sarana Mandiri Mukti (SMM), sebuah perusahaan yang beroperasi di sektor perkebunan teh. Penurunan ini menjadi perhatian karena dividen merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Anggota Komisi II, Usin Abdisyah Putra Sembiring, SH, menjelaskan bahwa penurunan dividen terjadi akibat beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi operasional perusahaan yang masih dalam tahap pemulihan setelah dampak pandemi Covid-19.
“Dalam proses pemulihan ini, perusahaan melakukan transformasi dengan mengadopsi alat-alat produksi yang lebih efisien, meskipun ada dampak negatif dari kenaikan harga kopi yang berimbas pada biaya tenaga kerja,” ujarnya
Lebih lanjut, Usin mengungkapkan bahwa produktivitas daun teh mengalami penurunan. Ini sebagian besar disebabkan oleh perubahan fungsi kebun teh menjadi lokasi wisata, di mana meskipun kunjungan wisatawan meningkat, namun membawa dampak negatif. Salah satu isu yang mencuat adalah penurunan kesuburan tanah akibat pembuangan sampah sembarangan oleh pengunjung.

Dalam upaya meningkatkan produksi, perusahaan telah melakukan beberapa langkah strategis, termasuk memperpanjang Hak Guna Usaha (HGU) selama 35 tahun dan mengajukan pinjaman operasional kepada Bank Bengkulu. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi perusahaan untuk bangkit kembali.
Pasca monitoring, Usin merekomendasikan agar proyeksi pendapatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2025 ditingkatkan.
Ia juga menyarankan agar Bank Bengkulu dapat memberikan kerjasama atau pinjaman kepada PT. SMM, yang merupakan pemegang saham dari Pemprov Bengkulu. “Usulan ini diharapkan dapat memperkuat posisi perusahaan dan mendukung pertumbuhan PAD daerah,” tegasnya
Dengan berbagai langkah ini, diharapkan PT. Sarana Mandiri Mukti dapat segera bangkit dan memberikan kontribusi yang lebih baik bagi daerah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
(adv)
Diskusi tentang inipost