AMPAR.ID, Jambi – Mencuci tangan menggunakan sabun cair secara rutim setelah beraktifitas sangat efektif untuk mencegah penyebaran kuman ke dalam tubuh. Tangan merupakan tempat bersarangnya berbagai kuman dan virus, sebab segala benda dipegang memiliki berjuta bakteri yang tertempel.
Masyarakat perlu waspada terhadap virus dengan menjaga kebersihan, apalagi dengan adanya virus corona saat ini tentu harus ada kewaspadaan dini, meski virus tersebut belum ada di Indonesia.
Namun menurut informasi penyebaran virus itu tidak lagi dari hewan ke manusia, melainkan manusia ke manusia. Desa Nyogan berpotensi dalam bidang pertanian karena memiliki lahan pertanian yang cukup untuk difungsikan sebagai lahan untuk tanaman pangan, obat-obatan yaitu tanaman sirih, buah-buahan seperti tanaman jeruk nipis dan kelapa yang cukup besar.
Di Desa Nyogan, Muaro Jambi juga dimungkinkan untuk mengembangkan kegiatan masyarakat, khususnya anggota PKK dan remaja dengan memanfaatkan olahan daun sirih, air jeruk nipis, minyak kelapa menjadi Liquid Hand Wash Soap. Hasil pengabdian mendapatkan respon positif dari peserta dan akan di impelementasikan.
Corona virus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 mm. Virus ini utamanya menginfeksi hewan termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta.
Saat ini, penyebaran SARS-CoV-2 dari manusia ke manusia menjadi sumber transmisi utama sehingga penyebaran menjadi lebih agresif. Transmisi SARS-CoV-2 dari pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau bersin.
SARS-CoV-2 telah terbukti menginfeksi saluran cerna berdasarkan hasil biopsi pada sel epitel gaster, duodenum dan rectum. Virus dapat dideteksi di gagang pintu, dudukan toilet, tombol lampu, jendela, lemari hingga kipas ventilasi, namun tidak pada sampel udara.
Salah satu tempat terkenanya penyakit dikalangan masyarakat pedesan mudah terserang penyakit.
Mengingat anak usia sekolah merupakan anak yang rawan terserang penyakit. Penyakit tersebut biasanya seperti, diare, cacingan dan anemia dan penularan penyakit yang diakibatkan oleh virus (Desiyanto dan Djannah, 2013).
Rekomendasi WHO dalam menghadapi wabah COVID-19 adalah melakukan proteksi dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin, melakukan etika batuk atau bersin, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori suspek. Sabun mampu mengangkat dan mengurai senyawa hidrofobik seperti lemak atau minyak.
Selain menggunakan air dan sabun, etanol 62-71% dapat mengurangi infektivitas virus. Oleh karena itu, membersihkan tangan dapat dilakukan dengan hand rub berbasis alkohol atau sabun dan air.
Liquid Hand Wash Soap merupakan sabun cair yang diformulasikan untuk membantu membersihkan tangan dari kotoran dan kuman (Ganda et al., 2019). Dibandingkan sabun batang penggunaan dan pemanfaatan sabun cair lebih banyak dan saat ini sabun cair banyak diproduksi disamping penggunaannya praktis juga lebih ekonomis dan higenis.
Bahan-bahan untuk membuat Liquid Hand Wash Soap (Sabun Cair Tangan) dapat dibuat dari bahan-bahan alami potensi lokal seperti dari daun sirih, minyak kelapa, minyak zaitun, jeruk nipis, jeruk lemon dan lain-lain.
Bahan-bahan ini mudah didapat dan harganya terjangkau bagi masyarakat. Cara pembuatan Liquid Hand Wash Soap juga bisa dikerjakan sendiri dan dapat dijadikan alternatif untuk menambah pendapatan masyarakat (Widiyanti, 2015).
Masyarakat Desa Nyogan memiliki potensi untuk membuat Liquid Hand Wash Soap mandiri, hal ini dikarenakan lahan-lahan di desa tersebut sebagian besar difungsikan untuk menanam tanaman perkebunan, pangan, obat-obatan, dan buah-buahan seperti tanaman jeruk nipis, kelapa dan sirih.
Dengan demikian, pengembangan kegiatan pembuatan Liquid Hand Wash Soap pada anggota PKK dan remaja Desa Nyogan diharapkan dapat dijadikan peluang usaha dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga sekaligus meningkatkan pola hidup sehat di desa tersebut.
METODE
Kegiatan pengabdian ini dimulai dengan pelaksanaan penyuluhan dalam bentuk ceramah dalam ruangan yang dilengkapi media presentasi, dengan materi penyuluhan tentang pembuatan sabun cair cuci tangan berbahan daun sirih, jeruk nipis dan minyak kelapa dilengkapi, selanjutnya adalah melakukan pelatihan dan praktek langsung pembuatan Liquid Hand Wash Soap (sabun cair cuci tangan) dengan berbagai aroma.
Produk sabun aroma terapi yang dihasilkan selanjutnya diuji secara sensoris untuk mengetahui tingkat kesukaan terhadap produk sabun cair cuci tangan yang dihasilkan. Panelis adalah peserta pelatihan dan tim pelaksana.
Cara membuat sabun cair tradisional menggunakan metode panas menggunakan bahan seperti air : 250 cc, soda api : 115 gram, minyak kelapa : 240 gram, minyak sawit : 240 gram, minyak zaitun : 320 gram, daun sirih : 3 lembar dan jeruk Nipis : 5 buah, sedangkan alat-alat yang digunakan adalah panci, batang pengaduk, gelas ukur, timbangan digital, cetakan sabun. Saringan, hand wisk, gelas, wadah cetakan, parutan
Cara Kerja membuat Soap Base :
1. Peras jeruk nipis dan masukkan hasil perasan tersebut kedalam gelas.
2. Rebus daun sirih dengan menggunakan air, masukkan hasil rebusan tersebut kedalam gelas.
3. Timbang dan ukur masing-masing bahan sesuai takaran dengan menggunakan gelas ukur dan timbangan digital.
4. Masukkan soda api kedalam panic berisi air secara hati-hati sedikit demi sedikit. Akan terjadi reaksi dimana air langsung mendidih dan mengeluarkan uap yang menusuk.
5. Aduk sampai semua larutan soda api larut. Diamkan beberapa saat sampai larutan mencapai suhu dibawah 40ºC
6. Sembari menunggu proses penurunan suhu larutan soda api, campur minyak kelapa sawit, minyak kelapa, dan minyak zaitun kedalam panci lain kemudian aduk.
7. Bila larutan air soda api sudah tidak mendidih, masukkan campuran minyak kedalam larutan tersebut.
8. Tambahkan Perasan jeruk nipis atau rebusan air sirih.
9. Aduk dengan menggunakan hand wisk hingga campuran soap base merata.
10. Masukkan soap base kedalam cetakan.berukuran 5 x 10 x 3 cm
11. Diamkan cetakan selama minimal 4 minggu.
Setelah semua tahapan tuntas dilakukan, diamkan adonan dalam cetakan selama 24 jam. Setelah dingin, perlahan lepaskan dari cetakan dan potong menggunakan pisau yang telah disiapkan. Namun jika cetakan sudah berbentuk satuan, tak perlu dipotong lagi. Meskipun pada tahap ini sabun sudah bias digunakan, namun sebaiknya tunggu hingga satu minggu agar benar-benar keras dan tahan lama. Umumnya, hasil akhir dari metode panas lebih tampak kasar dibandingkan dengan metode dingin.
Sabun cair disukai karena penggunaannya lebih praktis dan nilai higienitasnya lebih terjamin. Tekstur sabun yang tetap kental dan wangi hingga menjelang habis, hal ini berbeda dengan sabun mandi batang yang aromanya mulai berkurang ketika ukurannya mengecil. Fungsi sabun cair sebenarnya sama seperti sabun batang, hanya berbeda bentuk.
Terkadang, sabun cair juga mengandung scrub yang berfungsi mendukung proses eksfoliasi atau pelepasan sel-sel kulit mati.
Berikut langkah dalam membuat sabun cari menggunakan soap base yang sudah dibuat sebelumnya:
1. Parut soap base dengan menggunakan parutan, letakkan hasil parutan kedalam wadah.
2. Didihkan air sebanyak 1 liter Bersama dengan parutan soap base.
3. Dinginkan lalu tambahkan garam 2 sendok takar.
4. Aduk hingga merata
5. Masukkan kedala botol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sabun cair atau liquid soap adalah sabun yang memiliki bentuk cairan. Sabun cair memiliki keunggulan dari sabun bentuk lain seperti mudah dibawa berpergian dan lebih higienis karena sabun cair biasanya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
Sabun cair bisa menjadi produk sabun yang strategis untuk dipasarkan karena masyarakat era modern ini lebih menyukai hal yang praktis. Sabun cair biasanya diproduksi untuk berbagai kebutuhan sehari-hari seperti sabun mandi, pencuci tangan, pencuci piring dan sebagainya dengan karakteristik yang berbeda-beda dari setiap kebutuhannya tergantung pada komposisi bahan dan proses pembuatannya.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian secara garis besar dapat dilihat berdasarkan komponen sebagai berikut :
1. Keberhasilan target jumlah perserta penyuluhan dan pelatihan pembuatan liquid hand wash soap. Dari 25 orang peserta yang di undang kesemuanya (100%) dapat menghadiri kegiatan pelatihan.
2. Ketercapaian tujuan pelatihan dapat dikatakan baik (80%). Semua materi pelatihan dapat disampaikan oleh tim pengabdi dengan waktu yang terbatas. Materi yang telah disampaikan adalah penyuluhan dan pelatihan pembuatan liquid hand wash soap dengan menggunakan bahan alami.
3. Kemampuan peserta dalam penguasaan materi dapat dikatakn baik (75%). Penyampaian materi dengan metode ceramah dan demontrasi mendukung kemampuan peserta dalam menguasai materi yang disampaikan oleh tim pengabdian.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai penyuluhan dan pelatihan pembuata liquid hand wash soap secara alami pada masyarakat Desa Nyogan Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi terlaksana dengan baik.
2. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat mengenai penyuluhan dan pelatihan pembuatan liquid hans wash soap secara alami pada masyarakat Desa Nyogan Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi mendapatkan respon yang antusias dari para peserta
3. Didapatkan 5 pertanyaan dari peserta penyuluhan terkait materi penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA
G.P. Ganda-Putra, Ni Made Anom Sutrisna Wijaya, Cokorda Anom Bayu Sadyasmara VOLUME 18 NOMOR 2, April 2019| 7 Pemanfaatan kloroflin dalam pembuatan sabun cuci tangan cair. Symbol. 1 (1): 95-104.
Soehatmo, H., H.P.B. Tatta dan L. Leenatawy. 2014. Pemanfaatan klorofilin dalam pembuatan sabun cuci tangan cair. Symbol. 1(1): 95-104.
Widiyanti, R.A. 2015. Pemanfaatan Kelapa Menjadi VCO (Virgin Coconut Oil) Sebagai Antibiotik Kesehatan dalam Upaya Mendukung Visi Indonesia Sehat. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. Universitas Muhammadiyah, Malang.
TIM PENGUSUL
Dr. Dra. Hj. Arzita, M.Si NIDN : 0012066211, kemudian Prof. Dr. Ir. Hj. Anis Tatik Maryani., M.P NIDN: 0025025801, Ir. Nyimas Myrna Elsa Fathia, M.P NIDN: 0024056605
(UNIVERSITAS JAMBI November 2020)
Diskusi tentang inipost